Sukses

XL Axiata Raup Rp 3,3 Triliun dari Data dan VAS

Meski pendapatan voice dan SMS menurun, XL mampu mencatat pertumbuhan baik dari pendapatan layanan data dan VAS.

Liputan6.com, Jakarta - PT XL Axiata Tbk (XL) mengalami penurunan kinerja keuangan secara keseluruhan. Dalam Info Memo Semester I 2015, pendapatan usahanya turun 4% menjadi Rp 11,5 triliun, dari sebelumnya Rp 11 triliun.

Namun, perusahaan berhasil mencatat pertumbuhan dari bisnis layanan data dan value added service (VAS) pada semester I 2015. Anak usaha Axiata Group ini meraup Rp 3,3 triliun dari kedua bisnis tersebut, atau naik 16% dari realisasi semester I 2014.

Dari kategori jenis layanan, hanya pendapatan data dan VAS saja yang mengalami pertumbuhan. Jika dirinci, pendapatan data naik 14% menjadi sebesar Rp 2,9 triliun, sedangkan pendapatan VAS naik 30% menjadi Rp 460 miliar.

Sementara pendapatan voice dan SMS masing-masing turun 2% menjadi Rp 3,8 triliun, dan layanan SMS turun 14% menjadi Rp 1,9 triliun. Pendapatan interkoneksi dan roaming juga turun 19% menjadi Rp 1,2 triliun.

Dian Siswarini, CEO XL Axiata, menyebutkan pendapatan data dan VAS naik karena didukung dengan adopsi pengguna smartphone di jaringannya yang naik 23% menjadi 16,3 juta. Jumlah tersebut setara 34% terhadap total pelanggannya yang sebanyak 47 juta.

"Kami terus melakukan modernisasi dan upgrade jaringan, termasuk meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan untuk mengantisipasi kenaikan trafik data yang signifikan," katanya dalam siaran Info Memo XL Axiata, Jumat (14/8/2015).

XL kini didukung jaringan dengan Base Transceiver Station (BTS) sebanyak 54.550 unit. Ini terdiri dari 37.022 BTS 2G, 17.246 BTS 3G, dan BTS 4G sebanyak 232 unit.

Memulai awal tahun ini, XL menerapkan tiga strategi jitu untuk mempertahankan bisnisnya di tengah persaingan industri telekomunikasi yang semakin ketat. Ketiga strategi ini antara lain Revamp, Rise, dan Reinvent.

Singkatnya, Revamp merupakan strategi perseroan untuk mengubah model bisnis untuk menjadikan pelanggan dari volume ke value.

Lalu, Rise menggunakan strategi dual brand (XL-Axis )untuk masuk ke segmen pasar yang berbeda. Sementara Reinvent adalah strategi untuk membangun bisnis lainnya di luar seluler.

(cas/isk)