Liputan6.com, Jakarta - Chief Executive Officer (CEO) Go-Jek, Nadiem Makarim, buka suara soal isu bahwa Go-Jek lebih mengutamakan calon pengemudi yang sudah memiliki pekerjaan dibandingkan tukang ojek konvensional (pangkalan). Sebaliknya, sikap Go-Jek justru berbanding terbalik dengan isu yang beredar tersebut.
Nadiem menjelaskan bahwa Go-Jek sangat terbuka dengan siapapun yang ingin menjadi pengemudi Go-Jek, baik seperti yang sudah memiliki pekerjaan formal di kantoran hingga tukang ojek pangkalan. Bahkan Go-Jek pun sangat menyambut baik jika rombongan pengemudi kompetitor, GrabBike, beralih.
"Mayoritas pengemudi Gojek itu asalnya ojek pangkalan, karena misi utama kami adalah membantu tukang ojek meski kami terbuka dengan siapapun yang mau bergabung. Bahkan jika ojek pangkalan bergabung, mereka akan dapat layanan VIP, begitu juga dengan pengemudi GrabBike yang asalnya ojek pangkalan," tutur Nadiem di Hall A Senayan, Gelora Bung Karno, Jumat (14/8/2015). Sayangnya Nadiem enggan merinci layanan VIP yang dimaksud.
Karena itu, Nadiem membantah jika Go-Jek 'pilih kasih' dalam merekrut pengemudi ojek untuk menjadi anggotanya. Dijelaskannya, komitmen Go-Jek dari awal sudah jelas yaitu ingin turut mensejahterakan Indonesia melalui teknologi. Go-Jek sendiri adalah produk teknologi berupa aplikasi mobile.
"Kami memberikan dukungan menggunakan teknologi sebagai karya anak bangsa dan kami dari awal berkomitmen mensejahterakan para pengemudi Go-Jek," sambungnya.
Nadiem menegaskan bahwa para pengemudi Go-Jek tidak dilepas begitu saja, ketika telah direkrut. Menurutnya, mereka mendapatkan fasilitas lain mulai dari pelatihan mengemudi hingga asuransi.
"Go-Jek memberikan asuransi 100 persen untuk penumpang dan pengemudi senilai Rp 10 juta, jika memesan lewat aplikasi," tutupnya.
(din/isk)
Go-Jek Bakal Kasih Layanan VIP untuk Rombongan GrabBike
Sikap Go-Jek justru berbanding terbalik dengan isu yang selama ini beredar.
Advertisement