Liputan6.com, Jakarta - Pada ajang BJ Habibie Technology Award (BJHTA) ke-8, mantan presiden Indonesia ketiga, BJ Habibie, menganugrahi penemu pendeteksi kanker otak yang memanfaatkan energi terbuang.
Adalah Warsito Purwo Taruno, si penemu teknologi terbarukan tersebut. Dia berhasil mengembangkan teknologi Electrical Capacitance Volume Tomography (ECTV).
Pengembangan teknologinya itu sempat dan masih dianggap kontroversial di dunia medis. Sebab Warsito menggunakan gelombang pinggiran, dimana kebanyakan pengembangan telnologi memakai gelombang utama.
"Dengan memanfaatkan gelombang pinggiran, ternyata banyak sekali informasi yang dapat diekstrak. Informasi tersebut bisa didigitalisasi ke komputer," kata Warsito saat Press Conference BJHTA di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kamis (20/8/2015).Â
Menurut pria kelahiran Karanganyar, 15 Mei 1957 tersebut, pengembangan teknologi dengan gelombang utama akan membutuhkan energi yang sangat besar, yakni hingga 200 volt. Sedangkan gelombang pinggiran hanya membutuhkan rendah.
"Penemuan teknologi ini melalui proses panjang, yang juga terkendala terbatasnya infrastruktur dan lingkungan. Namun, saya harap teknologi ini dapat membuat Indonesia sejajar dengan negara lain dalam pengembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi.
(cas/dew)
BJ Habibie Anugrahi Penemu Teknologi Pendeteksi Kanker Otak
Mantan presiden BJ Habibie menganugrahi penemu pendeteksi kanker otak yang memanfaatkan energi terbuang.
Advertisement