Liputan6.com, Jakarta - Ancaman peranti lunak berbahaya atau malware (malicious software) semakin mengkhawatirkan pengguna PC (komputer). Hadirnya malware dapat merugikan pengguna PC dan perangkat mobile dengan mencuri data dan meraup berbagai keuntungan dari data pribadi PC penggunanya.
Bahkan, bahayanya malware datang dari berbagai website yang tidak dikenal. Biasanya malware `bekerja` secara tersembunyi ketika penggunanya sedang menggunakan PC. Di saat itulah malware muncul dan bisa menuntun pengguna untuk membuka link website berbahaya lalu dengan sekejap mencuri seluruh data Anda.
Menanggapi hal ini, Microsoft Indonesia menegaskan bahwa serangan malware ke pengguna PC tidak boleh dihiraukan lagi. Berdasarkan riset yang dilakukan Microsoft di Indonesia, terungkap bahwa persentase PC di Indonesia yang sudah terinfeksi malware telah mencapai angka 63 persen.
Dinis Couto, General Manager Worldwide Software Asset Management (SAM) & Compliance, Microsoft, mengatakan bahwa serangan malware merupakan salah satu masalah yang kerap terjadi di faktor keamanan dunia teknologi, khususnya pada PC.
Namun, ia menjelaskan bahwa Microsoft sendiri memiliki langkah konkret agar bisa melindungi pengguna PC dari serangan malware yang mengintai.
Salah satunya adalah dengan menggunakan software asli Microsoft (Genuine Microsoft Software) dan meng-upgrade sistem operasi PC ke sistem operasi terbaru Windows 10 yang baru saja dirilis pada 29 Juli lalu.
"Dengan meng-upgrade ke Windows 10, para pengguna akan memiliki konsistensi keamanan secara utuh dan Windows 10 bisa melakukan proteksi yang memberikan fungsionalitas secara efisien ke sistem operasi terbaru ini," tutur Dinis yang ditemui tim Tekno Liputan6.com di kantor Microsoft Office Indonesia, Jakarta, Jumat (21/8/2015).
Ia menambahkan, serangan malware kebanyakan berasal dari software bajakan yang terinstal di PC. Software bajakan, seperti yang sudah diketahui banyak pengguna Windows, sangat berisiko jika digunakan di PC dan akan banyak konsekuensi yang harus diterima penggunanya ketika menggunakan software ilegal tersebut.
"Keamanan merupakan hal yang sangat fundamental bagi Windows, malware merupakan risiko serius yang harus diberantas. Namun, hal tersebut masih kami anggap `traceable` (dapat dilacak). Satu-satunya cara yang memungkinkan penggunanya agar tetap berada di jalur aman adalah dengan menggunakan software asli Windows," tambahnya.
Seperti yang sudah diketahui, Windows 10 menyajikan salah satu fitur anyar yang bernama Windows Store. Dengan membeli software-software genuine Microsoft di store tersebut, dipastikan bahwa software yang diunduh memiliki tingkat keamanan 100 persen dan bebas dari ancaman malware.
(jek/dew)
63 Persen Komputer di Indonesia Terinfeksi Malware
Microsoft mengungkap bahwa 63 persen PC di Indonesia sudah terinfeksi malware. Bagaimana cara meminimalisirnya?
Advertisement