Liputan6.com, Jakarta - Banyaknya penggunaan software bajakan di PC (komputer) membuat `gerah` Microsoft. Keberadaan software ilegal tersebut dinilai berdampak buruk bagi para penggunanya, baik dari skala pengguna rumahan hingga kalangan pengguna korporat.
Beberapa risiko berbahaya yang muncul dari penggunaan software bajakan adalah masalah keamanan dan juga ancaman malware (malicious software). Oleh karena itu, Microsoft menyerukan bahwa penggunaan software bajakan harus diberantas sedini mungkin.
Seperti yang sudah diketahui, `pergerakan`Â software gelap di Indonesia sangatlah pesat. Berdasarkan data riset International Data Corporation (IDC) terungkap bahwa Indonesia merupakan negara yang dimana jumlah pengguna software bajakannya sudah mencapai angka 84 persen.
Dinis Couto, General Manager Worldwide Software Asset Management (SAM) & Compliance, Microsoft, menjelaskan bahwa untuk memerangi software bajakan adalah dengan meningkatkan kesadaran pengguna Windows bahwa penggunaan software gelap tersebut berisiko dapat merugikan pengguna.
Namun demikian, Dinis juga mengimbau ke semua pengguna Windows 7. 8 dan 8.1 agar sesegera mungkin meng-upgrade ke sistem operasi teranyarnya, Windows 10. Pasalnya, Windows 10 diklaim memiliki kemampuan untuk mendeteksi dan mematikan software bajakan atau hardware ilegal yang digunakan oleh pengguna.
Selain meng-upgrade ke Windows 10, Dinis juga menjelaskan bahwa sudah seharusnya pengguna menginstal software asli (Genuine Microsoft Software) agar penggunanya terhindar dari serangan malware ke PC.
"Masalah pembajakan software memang sedang kami tuntaskan dengan meningkatkan kesadaran pengguna akan bahayanya menggunakan software ilegal tersebut, salah satunya adalah dengan meng-upgrade sistem operasi Windows 10 dimana memiliki sistem pemeriksaan software yang ada di dalam komputer pengguna, serta melakukan update terhadap software tersebut," kata Dinis ketika ditemui tim Tekno Liputan6.com di Jakarta, Jumat (21/8/2015).
Selain itu, Dinis juga mengungkap beberapa langkah Microsoft yang berfokus ke peningkatan `awareness` (kesadaran) para penggunanya.Â
"Langkah yang kami lakukan salah satunya adalah dengan melakukan kerjasama dengan badan pemerintah untuk mengedukasi pengguna Windows akan risiko penggunaan software bajakan," tutur Dinis.
Selanjutnya disebutkan, selain bekerjasama dengan badan pemerintah terkait program edukasi, Microsoft juga akan menggandeng beberapa vendor software untuk melakukan penyuluhan tentang software bajakan.
Tak hanya itu, Dinis melanjutkan, Microsoft juga akan melakukan konsolidasi antar business customer `one on one basis` yang dimana akan menekankan ke konsekuensi penggunaan software bajakan di korporat yang memiliki risiko berbahaya untuk aset perusahaan.
Dan yang terakhir, ia mengungkap bahwa solusi paling mudah adalah mengajak semua pengguna Windows untuk meng-upgrade ke Windows 10. "Windows 10 mengutamakan proteksi dan keamanan para penggunanya, kami yakin konsistensi tersebut akan terus tertata sampai penggunaan software bajakan mampu diberantas," tutupnya.
(jek/dew)
Â
Baca Juga
Â
Advertisement