Liputan6.com, California - The National Aeronautics and Space Administration (NASA) mengungkap bahwa sebuah peristiwa langka akan terjadi di penghujung September 2015 ini.
Peristiwa tersebut merupakan kombinasi astronomi langka antara terjadinya gerhana Bulan yang bersamaan dengan formasi Supermoon. Lantas, bagaimana bisa?
Mungkin tak semua orang mengerti apa yang dimaksud dengan Supermoon. Fenomena ini dijelaskan oleh pihak NASA sebagai sebuah keadaan Bulan secara penuh ketika posisinya berada dalam titik terdekat dengan Bumi. Oleh karena itu, bulan tampak lebih besar dari biasanya.
Untuk gerhana Bulan, seperti yang sudah banyak orang ketahui bahwa peristiwa tersebut terjadi ketika Bulan sejajar dengan Bumi dan Matahari, sehingga cahaya Matahari tidak bisa mencapai Bulan karena terhalang Bumi. Nah, bisa dibayangkan kan? Bulan yang saat ini berada di titik terdekat dengan Bumi, akan mengalami peristiwa gerhana. Tentunya ini akan menjadi peristiwa paling langka yang akan disaksikan banyak orang.
Mengutip informasi dari laman Huffington Post, Senin (7/9/2015), gerhana Supermoon ini dijelaskan akan menimbulkan efek `Blood Moon` atau bulan berdarah yang dimana akan terjadi saat Bumi akan berada di lintasan cakra lunar, lalu Bulan akan `ditelan` oleh sinar Matahari sehingga akan berubah dari warna jingga ke merah merona.
Gerhana Supermoon diprediksi NASA akan jatuh pada 27 September 2015 mendatang. Peristiwa ini hanya berlangsung lima kali sejak tahun 1910 . Setelahnya terjadi pada tahun 1928, 1946, 1964 dan 1982. NASA mengungkap, Gerhana Supermoon akan kembali terjadi pada tahun 2033.
Berikut video penjelasan resmi NASA terkait gerhana Supermoon:
(jek/dew)
Akan Ada Gerhana Supermoon Langka pada 27 September 2015
Peristiwa langka ini akan terjadi di hampi sebagian besar wilayah Bumi pada 27 September 2015 (immortal.org)
Advertisement