Liputan6.com, Jakarta - Operator di Indonesia sedang memasuki fase baru dalam mengadopsi teknologi telekomunikasi terbaru, yakni 4G (fourth-generation). Meski belum merata, layanan ini akan digelar secara bertahap agar dapat dinikmati masyarakat di seluruh Indonesia.
Indosat bahkan meyakini adopsi 4G akan lebih cepat dibandingkan adopsi teknologi sebelumnya, yakni 3G. Hal ini disampaikan dalam diskusi Selular Forum bertajuk Booming Smartphone 4G: Tantangan Bagi Network & User Experience, di Jakarta, Kamis (10/9/2015).
"Trennya pengguna ponsel 2G akan langsung transisi ke 4G, karena harga ponsel 3G dan 4G sudah sama. Saya yakin lebih dari 50 persen dari total populasi sudah pakai smartphone pada 2018, di mana didominasi oleh ponsel 4G," jelas Alexander Rusli, Presiden Direktur & CEO Indosat.
Alex mengungkap saat teknologi 3G diluncurkan 9 tahun lalu, banyak yang salah membaca pasar. Menurut dia, saat 3G masuk, operator memasarkan layanan video call, dan meyakini layanan itu akan booming.
"Namun ternyata tidak ada yang pakai karena ekosistem ponsel yang memiliki fitur itu belum banyak. Berbeda dengan saat ini, pengguna harus pakai aplikasi untuk video call. Aplikasinya pun sudah banyak, misal Face Time," tambahnya.
Bagi Alexander, operator perlu juga berhati-hati dalam menggelar jaringan 4G. Jangan sampai investasi jaringan yang begitu besar menjadi sia-sia, karena ekosistem handset belum tersedia secara masif di Indonesia.
Sementara, Rustam Effendie, Country Head Unit Engagement Practice Ericsson Indonesia, menilai jaringan berperan besar terhadap layanan 4G. Sebab saat ini aplikasi berbasis internet lebih banyak dibanding layanan voice dan SMS.
"Jika dulu, coverage menentukan apakah pengguna bisa call atau tidak. Saat imi coverage menentukan apakah pengguna bisa aplikasi atau tidak. Artinya, aplikasi sangat bergantung pada jaringan."
(cas/dew)
`50% Populasi Indonesia Sudah Pakai Smartphone di 2018`
Adopsi teknologi 4G akan lebih cepat dari 3G, karena pengguna 2G diprediksi akan langsung 'lompat' ke 4G.
Advertisement