Liputan6.com, Jakarta - Unbabel, sebuah startup yang didukung oleh Y Combinator, yang memadukan editing yang dilakukan manusia dan mesin belajar (learning machine) menjadi sebuah platform penerjemahan online, mengumumkan fitur barunya yang disebut SmartCheck.
Sistem ini terdiri dari layanan penerjemahan yang dibangun di atas mesin penerjemahan cerdas. Di sistem ini, para penerjemah mendaftarkan diri untuk bekerja, lalu pelanggan mencari penerjemah yang dapat dicari berdasarkan keterampilan bahasa, bisnis dan sebagainya.
Dikutip dari Techcrunch, Senin (14/09/15), platform tersebut saat ini mendukung 22 bahasa dan 45 pasangan bahasa seperti dari bahasa Spanyol ke bahasa Inggris.
Di sistem tersebut berlangsung sebuah mekanisme penerjemahan yang cerdas karena sistem itu sebenarnya belajar dari terjemahan yang terjadi dalam sistem itu sendiri.
Platform ini mulai mengenali pola terjemahan, sehingga jika sistem itu melihat cara penerjemahan kalimat tertentu, akan mengetahui bahwa pola tersebut merupakan cara yang tepat untuk menghasilkan terjemahan yang baik.
"Jadi, dari waktu ke waktu sistem itu akan lebih cerdas dan lebih baik. Sistem itu memantau perilaku para editor dan melaporkan kembali kesalahan umum hasil terjemahan ke pelanggan," kata CEO Unbabel, Vasco Pedro.
Para pelanggan membayar tarif per kata, dan tujuan dari Unbabel adalah para penerjemah setidaknya menerjemahkan 800 kata per jam. Karena para penerjemah dibayar per jam, makin cepat mereka bekerja, makin banyak pula yang Unbabel hasilkan.
Dengan demikian, kepentingan terbaik mereka adalah menemukan sejumlah cara untuk mempercepat proses penerjemahan, sekaligus mengurangi kesalahan hasil terjemahan. Dan hal inilah yang merupakan tujuan utama di balik kehadiran fitur SmartCheck.
Pada platform tersebut, saat ini Unbabel memiliki sekitar 32.000 penerjemah dengan 380 pelanggan. Di Juli 2015, menurut Pedro, Unbabel meraih pencapaian terbaiknya dengan meraup pendapatan bulanan lebih dari US$ 100 ribu untuk pertama kalinya.
(why/isk)