Liputan6.com, Jakarta - Penelitian berskala besar pertama dari smartphone yang digunakan sehari-hari oleh konsumen telah mengungkapkan bahwa aplikasi-aplikasi menguras 28,9% dari daya baterai saat layar dimatikan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti telah menciptakan sebuah perangkat lunak yang mengurangi sekitar 16% daya baterai.
Dalam rilis pers resmi di situs web Purdue University, para peneliti di kampus tersebut bersama-sama dengan Intel Corp dan perusahaan startup Mobile Enerlytics mempelajari penggunaan 2.000 unit Samsung Galaxy S3 dan S4 yang dilayani 191 operator seluler di 61 negara.
"Ini adalah studi skala besar pertama mengenai terkurasnya daya baterai smartphone dalam penggunaan sehari-hari oleh konsumen," kata Y. Charlie Hu, seorang profesor teknik listrik dan komputer.
Aplikasi-aplikasi yang sering "bangun" dan berjalan di latar belakang menyumbang terkurasnya daya baterai sampai 45,9%.
Kemudian, 28,9% daya baterai terkuras ketika layar smartphone dalam kondisi mati. Para peneliti yang terlibat di penelitian ini mengklaim bahwa sistem baru yang mereka sebut HUSH dapat menghemat sekitar 15,7% daya baterai.
Lebih lanjut, mereka menyatakan bahwa HUSH "membunuh" aktivitas latar belakang yang dilakukan oleh beberapa aplikasi Android, ketika layar telepon dimatikan. Hal ini dilakukan oleh HUSH dengan mengidentifikasi aplikasi dan proses latar belakang tersebut.
Proses latar belakang yang tidak efektif diawali oleh aplikasi, kemudian diidentifikasi berdasarkan aktivitas pengguna dan bagaimana serta aplikasi apa yang sering digunakan.
Pada prinsipnya, HUSH menandai program-program yang tidak sering dimulai oleh pengguna ditandai dan menghentikan aktivitas latar belakang.
(why/isk)
HUSH, Software Baru Penghemat Daya Baterai Ponsel Android
Kabar baik bagi pengguna Android yang menginginkan daya baterai lebih lama. Peneliti Purdue University menciptakan software bernama HUSH.
Advertisement