Liputan6.com, Jakarta - Kejadian penangkapan Ahmed Mohamed oleh polisi menyita perhatian banyak pihak, termasuk inventor teknologi sekaligus co-founder Apple, Steve Wozniak. Kisah jam digital karya Ahmed yang diduga bom oleh pihak kepolisian dan sekolahnya, mengingatkan Wozniak dengan masa lalunya.
Namun, jika Ahmed bertujuan untuk memperlihatkan keahilannya, berbeda dengan Wozniak yang sedari awal memang ingin membuat lelucon. Alkisah, Woz --sapaan Wozniak-- berniat mengerjai seorang temannya dengan bom palsu, yang akhirnya membuatnya harus mendekam di pusat penahanan anak pada 1967.
Dikutip dari laman Business Insider, Jumat (18/9/2015), saat itu, Woz membuat sebuah pengatur tempo atau metronom elektronik dan diletakkan di dalam loker seorang temannya. Ketika loker dibuka, suara dari alat tersebut semakin cepat dan mirip dengan bom.
Alhasil, ulah Woz membuat gaduh di sekolah "Saya tak bisa menahan tawa ketika Kepala Sekolah memberitahu saya bagaimana ia menghentikan 'bom' itu, ia lari keluar menuju lapangan bola dari gedung C dan membongkarnya," tulis Woz di akun Facebook-nya.
Setelah mengetahui kegaduhan disebabkan oleh Woz, ia pun harus menghabiskan malam di pusat penahanan anak.
Dari kisah tersebut, Ahmed dan Woz sama-sama ditahan karena karya mereka disangka bom. Namun berbeda dengan Woz, Ahmed sama sekali tidak berniat usil terhadap orang lain. Bocah 14 tahun itu hanya ingin memperlihatkan karya jam digital miliknya kepada guru dan teman-temannya. Sayangnya, ia juga disangka membawa bom ke sekolah, hingga harus berhadapan dengan kepolisian meski akhirnya dibebaskan.
Woz pun mengomentari kejadian penangkapan Ahmed tersebut. "Bahkan jika ia tidak ke sekolah, bakatnya akan berkembang. Dia adalah pahlawan era modern bagi orang-orang seperti saya," tulis Woz kepada salah satu orang yang mengomentari tulisannya di Facebook.
Kisah Ahmed memang menarik perhatian banyak pihak, bahkan tagar #IStandWithAhmed berhasil menjadi worldwide trending topic. Tak hanya itu, Ahmed pun dengan cepat menarik perhatian Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, bos Facebook Mark Zuckerberg, hingga berbagai perusahaan teknologi lain seperti Google dan Twitter.
(din/dhi)