Liputan6.com, Jakarta - Lain dulu lain sekarang, itulah kalimat yang pas ketika menengok ke cara orang-orang berbelanja pada masa kini. Dulu, cara berbelanja masyarakat dinilai lebih konvensional. Kini cara berbelanja berubah drastis berkat perkembangan teknologi yang begitu pesat.
Jika Anda sempat merasakan nikmatnya belanja di International Trade Centre (ITC) atau pasar tradisional, mungkin hal tersebut kini sudah tidak terlalu sering dilakukan lagi.
Hadirnya ragam jejaring sosial seperti Facebook dan Instagram memudahkan para pengguna untuk berbelanja online. Terlebih, fitur Pages yang hadir di Facebook kini juga disegmentasikan untuk kalangan UKM yang siap menggempur ranah bisnis online dengan masing-masing produknya.
Pada gelaran Facebook Marketing Boot Camp yang diadakan di Gedung SMESCO, Jakarta, Selasa (22/9/2015), Waizly Darwin selaku Small and Medium Business (SMB) Lead Facebook Indonesia mengakui bahwa kini, `senjata` pamungkas kalangan penjual online adalah jejaring sosial Facebook dan Instagram.
Keduanya menggempur target pasar dari berbagai kalangan agar produk yang dijual dapat dilirik konsumen di ranah maya. Waizly mengungkap, semua ini terjadi karena terciptanya tren-tren bisnis online yang secara tidak sadar terbentuk seiring begitu pesatnya teknologi berevolusi.
Ia membeberkan, setidaknya terdapat beberapa tren yang membuat kedua jejaring sosial populer tersebut digunakan sebagai wadah berjualan online.
“Tren pertama adalah para pelaku UKM online sangat sadar akan kepentingan sebuah brand. Oleh karena itu, prestige yang mereka miliki diusahakan semaksimal mungkin agar dapat melakukan branding secara baik,” tutur Waizly ketika ditemui tim Tekno Liputan6.com di sela acara Marketing Boot Camp.
Kepentingan sebuah brand inilah yang memboyong para pebisnis online menciptakan `lapak` mereka di Facebook dan Instagram sehingga mampu menarik konsumen melalui kekuatan brand yang mereka bangun. Berbekal tampilan visual foto-foto produk dan video yang begitu appealing (menarik), otomatis pebisnis online akan mendapatkan banyak followers.
Uniknya, dilanjutkan Waizly, ketika mereka mampu membentuk brand secara utuh di Facebook maupun Instagram, para pebisnis online ini tak lagi mau dipanggil dengan sebutan `online shop`. “Mereka justru ingin dipanggil `local brand` dengan akses jejaring sosial yang begitu luas,” kata Waizly.
Tren berikutnya yang ia lihat adalah cara pelaku UKM online bisa menembus pasar regional dan go international berkat memasarkan produknya secara online.
“Hal ini berkaitan dengan koneksi global yang mampu membuat konsumen luar negeri tertarik dengan produk yang ditawarkan pelaku UKM berkat iklan mereka di Facebook dan Instagram,” ia menambahkan.
(Jek/Isk/Sar)
Facebook dan Instagram Jadi `Senjata` Ampuh Jualan Online
Kedua jejaring sosial populer ini bisa menjadi `senjata` untuk berjualan online.
Advertisement