Liputan6.com, Jakarta - Salah satu faktor terpenting dalam dunia bisnis adalah iklan. Di dunia digital seperti sekarang ini, iklan juga mengalami penyesuaian, antara lain ke dalam bentuk iklan mobile (mobile advertising).
Mengingat tingginya penggunaan internet di perangkat mobile di negara-negara Asia Tenggara, Omnicom Media Group berkolaborasi dengan Epinion melakukan studi mengenai respons para pengguna atas iklan mobile, yang disampaikan dalam gelaran yang bertempat di Kota Kasablanka, Jakarta, Rabu (23/09/2015).
Hasil studi itu, seperti diungkapkan oleh Managing Director Omnicom Media Group, Aswin Regawa, menekankan empat pilar utama yang membantu dalam mengarahkan iklan mobile yaitu channel, context, content, dan connect, yang disingkat menjadi 4C.
"Temuan penting pertama dari studi tersebut adalah bahwa di Indonesia, 71 persen dari responden yang disurvei mengklik atau membaca sebuah iklan mobile. Dari angka tersebut, 38 persen di antaranya sengaja mengklik dan membaca iklan mobile, sedangkan 33 persen lainnya mengklik secara tidak sengaja," papar Aswin.
Selanjutnya, Aswin menuturkan, platform iklan mobile yang paling efektif adalah email, disusul oleh Facebook news feed, dan konten animasi atau video di aplikasi pesan instan atau situs web. Di sini, yang menarik adalah bahwa email yang oleh sebagian besar pihak dianggap bukan platform yang efektif, ternyata masih berjaya.
Kemudian dilihat dari konteksnya, ujar Aswin, 77 persen cenderung menginginkan iklan yang bisa dipersonalisasi atau bisa mereka pilih sendiri, dan 60 persen lebih memilih iklan yang menghibur atau iklan yang diberi embel-embel hadiah.
Hal ini tidak terlalu mengejutkan, sebab para pengguna akan dengan senang hati mengklik dan membaca iklan jika mereka mendapatkan sesuatu dari iklan itu.
(Why/Isk/Sar)
Konsumen Indonesia Suka dengan Iklan Berhadiah
Di dunia digital seperti sekarang ini, iklan mengalami penyesuaian, antara lain ke dalam bentuk iklan mobile (mobile advertising).
Advertisement