Liputan6.com, Jakarta - Analis Scotia Capital, Daniel Chan, menyarankan BlackBerry untuk berhenti menggunakan sistem operasi (OS) BlackBerry 10 (BB10) dan beralih ke Android. Pasalnya, BlackBerry 10 dinilai tidak berhasil memberikan keuntungan besar bagi BlackBerry.
Menurut Chan, kendati keunggulan BlackBerry 10 tidak diragukan, tapi sayangnya tidak mampu memulihkan performa BlackBerry yang saat ini semakin tertekan dalam persaingan di pasar smartphone.
"BB10 (BlackBerry 10) telah gagal memberikan pemulihan yang diharapkan oleh BlackBerry dan terus menjadi sumber utama kerugian bagi perusahaan," jelas Chan, seperti dilansir Financial Post, Jumat (25/9/2015).
Menurut Chan, BlackBerry bisa menghemat sebanyak US$ 266 juta per tahun jika beralih ke Android. Penghematan tersebut salah satunya bisa berasal dari pengurangan tenaga kerja yang bekerja di pusat riset dan pengembangan (R&D).
Selain itu menggunakan OS yang sudah tidak asing seperti Android, akan membantu perusahaan mencapai target penjualan 10 juta unit handset pada tahun ini. Dengan demikan, setidaknya perusahaan bisa mengantongi 1 persen pasar ponsel Android.
Seandainya BlackBerry memutuskan beralih ke Android, maka perangkat-perangkat terbarunya akan memiliki akses penuh ke berbagai aplikasi OS 'robot hijau' tersebut. Hal ini sekaligus mengatasi masalah yang selama ini menjadi alasan konsumen beralih dari BlackBerry.
Chan mengatakan, satu-satunya risiko yang dihadapi BlackBerry jika beralih ke Android adalah soal keamanan. Seperti diketahui, dua kelompok konsumen besar BlackBerry yaitu pemerintah dan perusahaan, menggunakan perangkat BlackBerry karena fokusnya terhadap keamanan dan memiliki platform yang aman.
"Kami percaya bahwa risiko terbesar bagi BlackBerry mengadopsi Android adalah stigma ketidakamanannya," ungkap Chan.
(din/dew)
BlackBerry Disarankan Beralih ke Android
Analis Scotia Capital menyarankan BlackBerry untuk berhenti menggunakan sistem operasi (OS) BlackBerry 10.
Advertisement