Liputan6.com, Jakarta - Hubungan penyanyi Taylor Switf dengan layanan streaming musik Spotify tidak berjalan balik. Setelah mengkritik model bisnis "freemium" Spotify, kini giliran investor layanan tersebut yang mengkritisi Swift.
Swift menilai model bisnis "freemium" Spotify telah merendahkan musik dan tidak memikatnya. Seperti diketahui, Spotify menjalankan bisnisnya dengan model "freemium" yaitu semua orang bisa mendengarkan musik secara gratis, sedangkan untuk bisa menikmati berbagai fitur lain harus mengeluarkan biaya.
Investor Spotify yang sekaligus manager musik Troy Carter, mengatakan bahwa kritikan Swift tersebut tidak tepat. "Taylor Swift adalah orang yang pintar, tapi pendapatnya tidak tepat karena alternatif lain yang ada adalah pembajakan. Orang-orang sudah memiliki opsi gratis melalui YouTube dan mendengarkan musik di YouTube," ungkap Carter, seperti dikutip dari Business Insider, Jumat (25/9/2015).
Hal tersebut berlaku juga untuk Swift, karena kini ada banyak cara untuk mendengarkan musik-musiknya. Carter menegaskan, kendati menggunakan "freemium", bukan berarti Swift tidak mendapatkan bayaran atas karya-karyanya.
Spotify memberikan 70 persen pendapatannya kepada label musik, dan kata Carter, masalahnya saat ini adalah bagaimana uang tersebut sampai ke tangan si artis. Pasalnya, semua bergantung pada perjanjian dengan label musik dari penyanyi tersebut.
Menurut artikel Buzzfeed, Spotify dan layanan musik lainnya bukan kontributor terbesar untuk pendapatan Swift. Carter pun menyatakan hal serupa, bahwa model bisnis Spotify tidak mempengaruhi penghasilan penyanyi, sebaliknya justru bergantung pada label dan standar industri.
(din/cas)
Investor Spotify Komentari Kritikan Taylor Swift
Setelah mengkritik model bisnis "freemium" Spotify, kini giliran investor layanan tersebut yang mengkritisi Taylor Swift.
Advertisement