Liputan6.com, Jakarta - Pada Senin kemarin, (28/9/2015), satelit kedua buatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) yang diberi nama Lapan-A2, telah meluncur ke luar angkasa dengan menumpang roket Astrosat di negara India. Lapan-A2 diorbitkan dekat ekuator dengan inklinasi enam (6) derajat di ketinggian 650 kilometer dari permukaan Bumi.
Melihat betapa seriusnya Lapan menggarap satelit terbarunya ini, pastinya biaya untuk pembuatan komponen satelit pun tidak sedikit.
Thomas Djamaluddin, Kepala Lapan, mengungkap bahwa proses perakitan Lapan-A2 selesai pada 2012 dan menelan biaya Rp 55 miliar.
“Semuanya merupakan kerjasama dengan negara India. Prosesnya memakan waktu sekitar lima tahun. Namun satelit ini harus menunggu muatan utama milik India yang akan diluncurkan juga (roket Astrosat dengan bobot 1,5 ton),” ujar Thomas ketika dihubungi tim Tekno Liputan6.com.
Thomas melanjutkan, Lapan meluncurkan satelit berbobot 76 kilogram tersebut di negeri Bombay karena Indonesia belum memiliki roket peluncuruan sendiri. Oleh karena itu, Lapan memilih untuk `numpang` di Astrosat TSLV-C30 milik India.
“Kami memiliki hubungan yang dekat dengan negara India. Kami juga sudah menyepakati kerjasama dengan India untuk bersedia menerima Lapan-A2 di Astrosat. Biaya yang dikumpulkan juga merupakan hasil kerjasama Indonesia dan India, tanpa campur tangan komersial,” tambahnya.
Satelit tersebut telah meluncur dari India sejak pukul 10.00 waktu India pada kemarin. Sekadar informasi, Lapan-A2 merupakan satelit ekuatorial pertama ciptaan anak bangsa yang merupakan hasil kembangan para peneliti dan perekayasa Lapan.
Terkait kegiatan perancangan, pembuatan dan uji cobanya sendiri telah rampung pada Agustus 2012 lalu. Sebelumnya, Lapan sempat meluncurkan satelit Lapan-A1 pada 2007 silam, yang saat ini berada di orbit ketinggian 630 kilometer. Namun, masa operasional Lapan-A1 berakhir pada 2013.
(jek/cas)
Satelit Lapan-A2 Buatan Indonesia Habiskan Dana Rp 55 Miliar
Satelit kedua Lapan yang bernama Lapan-A2 yang telah meluncur dari India menelan biaya yang begitu besar, yakni Rp 55 miliar!
Advertisement