Sukses

Protein Ikan Paus Dapat Dikembangkan Jadi Darah Buatan

Tim di Rice University sedang mengembangkan darah buatan dari protein ikan paus.

Liputan6.com, Jakarta - Para peneliti di Rice University telah menemukan bahwa protein di dalam daging ikan paus berperan penting dalam pengembangan darah buatan. Protein yang disebut mioglobin ini memungkinkan mamalia laut itu untuk tetap berada di kedalaman yang sangat dalam selama dua jam dan memiliki struktur ultrastabil. Struktur ini apat dimanfaatkan untuk membuat pengganti darah dengan menggunakan bakteri sebagai bioindustri.

Merujuk kepada informasi yang dilansir Gizmag yang kami kutip Rabu (30/9/2015), tim peneliti yang dipimpin oleh pakar biokimia Rice University, John Olson saat ini sedang mengembangkan darah buatan untuk mengatasi masalah utama dalam pengobatan darurat, yaitu kekurangan darah utuh.

Saat ini layanan gawat darurat hanya mengandalkan darah yang disumbangkan untuk transfusi. Ketika stok darah tidak tersedia, satu-satunya alternatif adalah serum dan garam solusi. Masalahnya, seluruh darah memiliki umur simpan yang sangat singkat, dan serum darah pun tidak bertahan lebih lama, sedangkan solusi garam hanyak baik untuk sekadar menjaga sistem darah tetap ada di puncaknya agar jantung tetap bekerja.

Tim tersebut bertujuan menggunakan bakteri rekayasa genetik untuk memproduksi molekul berdasarkan mioglobin, yang mirip dengan struktur hemoglobin, tetapi lebih sederhana. Hemoglobin merupakan protein di dalam sel-sel darah merah, yang memungkinkan darah membawa oksigen dan membuat sel-sel darah dan darah merah. Hal yang masih menjadi masalah di dalam penelitian ini adalah menemukan mioglobin yang tepat.

Hemoglobin bekerja dengan mengikatkan dirinya ke oksigen secara kimiawi dan fisik. Artinya, bagian globin dari molekul memegang sekelompok hem, yang dapat mengubah bentuknya, sehingga dapat terbentang untuk menangkap molekul oksigen, kemudian melipat kembali untuk menyegel oksigen di dalam 'kantong' tahan air.

Sayangnya mioglobin sangat kompleks, sehingga dibutuhkan sejumlah daya komputasi tinggi untuk memetakan strukturnya. Artinya, sulit untuk mensintesisnya ke luar tubuh ikan paus.

"Paus dan mamalia laut lainnya yang menyelam di kedalaman sangat dalam bisa memuat 10 sampai 20 kali mioglobin ke dalam sel mereka dari yang manusia bisa. Hal ini memungkinkan mereka untuk menyerap oksigen langsung ke otot rangka dan tetap aktif bahkan ketika mereka menahan napas," kata Olson.

Alasan mengapa daging ikan paus begitu gelap, lanjut Olson, adalah karena mengandung mioglobin yang menampung oksigen. Tapi ketika mioglobin baru dibuat, mioglobin itu belum mengandung hem. Ditemukan bahwa stabilitas mioglobin tanpa hem adalah faktor kunci yang memungkinkan sel untuk menghasilkan mioglobin dalam jumlah banyak.

(why/dew)