Liputan6.com, Jakarta - Erik Meijer, Strategic Brand Advisor Ooreedoo South East Asia, didapuk menjadi salah satu pembicara di ajang IDByte 2015. Pada sesi `Mobile First Approach to Meet Indonesian Millennials, ia mengungkapkan bagaimana kultur pengguna internet di Indonesia.
Dalam paparan risetnya, Erik membandingkan trafik internet antara Amerika Serikat dan Indonesia. Hasilnya, trafik internet di Indonesia lebih mendominasi penggunaan perangkat mobile sebesar 51 persen, dibandingkan dekstop yang 49 persen.
Jauh berbeda dengan Amerika Serikat, dimana sebesar 70 persen trafik internetnya datang dari dekstop, sedangkan hanya 30 persen berasal dari perangkat mobile.
"Artinya, masyarakat Indonesia telah belajar bagaimana berpikir mobile. Makanya, seluruh dunia tertuju pada Indonesia, hingga perusahaan teknologi besar, seperti Facebook dan Google," kata Erik di @america, Jakarta, Kamis (1/10/2015).
Mengapa demikian? Tingginya adopsi perangkat mobile di Indonesia memicu pengembang untuk menjadi yang terdepan dalam hal inovasi. Sebab, kebanyakan inovasi datang dari pengembang aplikasi mobile.
Maka dari itu, Erik menjelaskan secara singkat bagaimana Ooredoo melalui anak usahanya, Indosat, mengembangkan konten mobile untuk pasar Indonesia.
"Kami memiliki sejumlah layanan agar konten mobile dapat digunakan. Beberapa di antaranya adalah Ideabox, DompetKu, Dealoka hingga toko online Cipika," terangnya.
Ooredoo atau dulu dikenal sebagai Qatar Telecom, saat ini memiliki 114 juta pengguna di seluruh dunia, yang kebanyakan dari Middle East Asia (MEA) dan Asia Pasifik. Sekitar 36 persen pelanggan Ooredoo berasal dari Indosat. Tapi hanya 20 persen kontribusi pendapatan Indosat ke induk usaha.
(cas/isk)
Pengguna Internet Mobile di Indonesia Lebih Agresif dari AS
Tingginya pemakaian perangkat mobile membuktikan bahwa masyarakat Indonesia telah belajar berpikir mobile.
Advertisement