Liputan6.com, Seoul - LG Innotek, anak perusahaan dari LG Group yang membidangi komponen otomotif, seluler, dan juga televisi mengaku diuntungkan dengan penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) yang terjadi sejak akhir tahun lalu. Alasannya, produksi LG Innotek lebih berorientasi ekspor.
Executive Director Components Marketing Division Automotive Components and Electronic Bussines Unit LG Innotek, Young Huan Choi menjelaskan, seperti mata uang di Asia lainnya, mata uang Won Korea juga mengalami pelemahan terhadap dolar AS.
Sepanjang kuartal III 2015, pelemahan won Korea telah mencapai 6,7 persen, masih di bawah pelemahan rupiah yang mencapai 9,2 persen. Namun tak seperti perusahaan-perusahaan di Indonesia, LG Innotek justru diuntungkan dengan pelemahan won ini.
"Produksi kami orientasinya ekspor. Kami Produk-produk kami jadi lebih bersaing di negara lain," jelasnya kepada tim Liputan6.com di kantor LG di Seoul, Korea Selatan, Selasa (6/10/2015).
Saat ini produk-produk LG Innotek banyak digunakan di Amerika Serikat, India, Rusia, dan di beberapa megara lainnya. Di Indonesia sendiri, LG Innotek pun tak mengalami masalah.
Huan Choi melanjutkan, pabrik LG di Indonesia juga berorientasi ekspor. Dengan penguatan dolar AS, maka produksi perusahaan di Indonesia yang dikirim ke Amerika dan Eropa juga bisa lebih bersaing. "Selain itu pegawai di Indonesia pendapatannya rupiah," ucapnya.
Di Indonesia, salah satu produk LG Innotek adalah mobile wifi (mi-fi). Dalam memasarkan produk ini perusahaan menjalin kerja sama dengan Smartfren. LG menyediakan fasilitas perangkat keras, sedangkan Smartfren menyediakan layanan jaringan.
Harga mi-fi besutan LG dengan Smartfren dibanderol di kisaran Rp 499 ribu. Perangkat tersebut diperkuat chip modem Qualcom.
(gdn/isk)
Dolar AS Menguat, LG Malah Untung
LG Innotek, anak perusahaan dari LG Group mengaku diuntungkan dengan penguatan nilai tukar dolar AS.
Advertisement