Liputan6.com, Jakarta - Mengetahui berapa orang yang menggunakan media sosial dan siapa saja mereka adalah hal menarik. Untuk itu, Pew Research Center, seperti dikutip dari PC Mag, Senin (12/10/2015), menganalisis 27 survei yang berbeda, yang dilakukan antara tahun 2005 dan 2015 (tidak termasuk 2007).
Secara garis besar, Pew Research Center menemukan bahwa sekitar 65% atau lebih orang dewasa menggunakan media sosial sekarang ini. Angka itu mengalami pelonjakan dari tahun 2005, yang hanya 7%.
"Angka-angka yang dilaporkan di sini adalah untuk penggunaan media sosial di antara semua orang dewasa, bukan hanya di antara orang-orang Amerika yang merupakan pengguna internet. Dalam banyak laporan Pew Research Center sebelumnya, pangsa pengguna media sosial telah dilaporkan sebagai proporsi pengguna internet yang telah mengadopsi situs-situs seperti itu, daripada populasi orang dewasa utuh, yang terus meliputi pangsa yang relatif kecil (saat ini 15%), yang masih tetap offline," tulis laporan Pew Research Center.
Dalam laporan ini, lanjut Pew Research Center, gambaran yang lebih luas dari lanskap Amerika disajikan, dan angka-angka tersebut didasarkan pada seluruh populasi orang dewasa.
Seperti yang Anda duga, lebih banyak orang muda (18-29) menggunakan media sosial daripada orang tua. Namun, analisis Pew Research Center menemukan bahwa orang-orang di atas usia 65 diketahui di aktif media sosial secara cukup cepat.
Pada 2010, 11% dari orang-orang di atas usia 65 diketahui menggunakan media sosial apa pun. Sekarang, angka itu lebih dari tiga kali lipat, menjadi 35%--meskipun angka itu cenderung tidak akan pernah meraih 90 persen dari pengguna media sosial yang berusia 18-29.
Di samping itu, tidak ada perbedaan gender yang berarti besar saat ini di antara mereka yang menggunakan media sosial--68% wanita dan 62% pria. Namun, ada korelasi lebih besar antara pendidikan dan penggunaan media sosial, yang telah terjadi sejak tahun 2005.
"Saat ini tingkat adopsi media sosial ada di angka 76% bagi mereka yang merupakan lulusan perguruan tinggi atau bergelar sarjana; 70% bagi mereka dengan beberapa latar belakang pendidikan tinggi; dan 54% bagi mereka yang memiliki ijazah diploma atau di bawahnya," kata laporan tersebut.
Adapun jika dilihat dari aspek geografi, penduduk pinggiran kota dan perkotaan sedikit lebih mungkin untuk menggunakan media sosial daripada warga pedesaan --meskipun lebih dari setengah penduduk pedesaan sekarang diketahui menggunakan media sosial.
Yang sedikit lebih mencolok adalah perbedaan dalam pendapatan rumah tangga yang dilaporkan dan penggunaan media sosial. Rumah tangga berpendapatan tinggi (pendapatan tahunan US$ 75 ribu atau lebih) cenderung mungkin untuk menggunakan media sosial daripada rumah tangga berpendapatan terendah (kurang dari US$ 30 ribu per tahun) dari sebesar 78% menjadi 56%.
(why/isk)
Advertisement