Sukses

Pelacak Kehidupan Luar Angkasa Terbesar Dibangun di Tiongkok

Diklaim menjadi salah satu teleksop radio terbesar di dunia, teleskop ini dikabarkan dapat mendengar suara dari jutaan sistem bintang.

Liputan6.com, Jakarta - Usaha untuk menguak rahasia alam semesta dan mencari kehidupan lain di luar angkasa menjadi salah satu hal yang masih terus dilakukan manusia sampai saat ini.

Bahkan tidak jarang banyak negara yang bekerja sama dengan ilmuwan mengembangkan teknologi untuk mendukung pencarian tersebut, seperti yang dilakukan oleh Tiongkok dengan membangun sebuah teleskop radio.

Tiongkok dikabarkan sedang mengembangkan sebuah radio teleskop terbesar di dunia yang dapat digunakan untuk memperluas pencarian tanda-tanda kehidupan di luar angkasa serta membantu para astronom untuk mempelajari lebih banyak galaksi.

Program yang diberi nama Five hundred meter Aperture Spherical Telescope ini (FAST) ini merupakan program yang didukung oleh pihak militer Tiongkok dan direncanakan akan siap meluncur pada tahun 2016.

Teleskop yang diklaim memiliki ukuran setara 30 lapangan sepakbola ini nantinya akan mampu mendeteksi sinyal radio dari planet-planet yang mengorbit di jutaan sistem bintang dan sistem surya. Selain itu, teleskop ini diharapkan dapat menjadi pengubah dalam usaha untuk menemukan kehidupan di planet lain dan upaya mengetahui alam semesta itu sendiri.

"Sebuah teleskop radio itu seperti telinga yang sensitif, mendengarkan lalu memberitakan pesan radio dari keriuhan yang ada di alam semesta. Ini seperti mengidentifikasi suara jangkrik di tengah badai," ungkap Nan Rendong, Kepala ilmuwan dari proyek FAST, seperti dikutip dari laman International Business Times, Jumat (16/10/2015).

Tidak hanya Nan yang optimis terhadap proyek FAST ini, Wu Xiangping, Director General dari Chinese Astronomical Society juga mengutarakan bahwa dengan teleskop ini dapat membantu manusia untuk mencari kehidupan pintar lain di luar galaksi dan menjelajah mengenai asal-usul alam semesta.

Pengembangan FAST sendiri sudah dimulai sejak 2011 dan sekarang masih terus dalam tahap pembangunan di Pingtang, Tiongkok. Bahkan, karena ukurannya begitu besar dikabarkan setelah teleskop ini selesai, dibutuhkan waktu 40 menit untuk mengitarinya.

(dam/isk)