Sukses

Pentingnya Menjaga Boarding Pass Agar Tak Diretas Hacker

`Seharusnya penumpang maskapai bisa melindungi data informasi pribadinya di boarding pass dengan memahami betul apa makna dari barcode`.

Liputan6.com, Jakarta - Isu rentannya data pribadi pengguna yang bisa diakses dari boarding pass online tengah mengancam penumpang maskapai penerbangan pada saat ini. Meski memesan tiket pesawat online dinilai mudah dan praktis, bukan berarti data pribadi penumpang dijamin seratus persen aman.

Sejatinya, boarding pass menampilkan informasi penerbangan dan nomor duduk penumpang maskapai. Namun, seperti yang sudah diwartakan sebelumnya, jika penumpang lalai membuang boarding pass di sembarang tempat -- atau bahkan mengunggah foto boarding pass di jejaring sosial nyatanya berisiko diretas oleh para hacker.

Lewat barcode yang tercetak di bagian boarding pass, para hacker akan mudah mencari tahu informasi pribadi si penumpang. Parahnya, mereka bahkan bisa meretas mulai dari jadwal penerbangan hingga rekening pribadi penumpang.

Menanggapi isu ini, Donny Budi Utoyo, penggiat Internet Sehat sekaligus Direktur Eksekutif ICT Watch, mengatakan bahwa sudah seharusnya penumpang maskapai bisa melindungi data informasi pribadinya dengan memahami betul apa makna barcode yang terdapat di boarding pass.

"Jika dilihat dari sisi user-nya, penumpang harus tahu betul pentingnya perlindungan data pribadi mereka. Mereka harus memiliki pemahaman mendalam menjaga boarding pass miliknya. Jangan dibuang begitu saja dan asal unggah ke jejaring sosial, itu risikonya besar," tutur Donny yang dihubungi tim Tekno Liputan6.com via telepon, Senin (19/10/2015).

Donny melanjutkan, banyak orang yang menganggap enteng ketika mengunggah foto identitas mereka di jejaring sosial -- baik itu boarding pass, paspor, atau bahkan KTP. "Seharusnya disadari bahwa semua itu memiliki informasi pribadi penggunanya, apalagi yang ada barcode-nya," tambahnya.

Dari pandangan sisi teknologi, Donny menjelaskan bahwa metode pemindaian barcode maupun QR code sudah bukan hal yang sulit lagi.

"Barcode dan QR Code sendiri merupakan sebuah kode yang dapat dipindai (decipher) secara mudah. Metode pemindaian kode ini dirasa sangat mudah dilakukan semua orang. Bahkan juga digunakan di supermarket untuk memindai produk yang dibeli. Jadi, sangatlah mudah bagi para hacker dengan memanfaatkan kode yang diperlihatkan di foto jejaring sosial maupun dari boarding pass yang dibuang, agar mereka bisa meretas data pribadi pemiliknya," lanjut Donny.

Belajar dari hal ini, memang sudah sebaiknya boarding pass harus segera dihancurkan jika memang tidak digunakan lagi. Mengunggah fotonya ke jejaring sosial atau membuangnya di sembarang tepat justru memiliki risiko besar. 

(jek/isk)

Â