Liputan6.com, Paris - Satu lagi penemuan benda unik di luar angkasa yang baru-baru ini diungkap para peneliti. Berdasarkan hasil penelitian, benda tersebut berupa komet yang dapat menyemburkan cairan alkohol di luar angkasa.
Dijelaskan oleh para peneliti Paris Observatory, komet dengan kode nama C/2014 Q2 atau disebut sebagai `Lovejoy` ini memiliki kandungan etanol, senyawa seperti alkohol yang biasa ditemukan pada minuman beralkohol atau sejenis gula glikoaldehida. Ketika mengorbit, komet ini memendarkan warna hijau dan menyeburkan cairan yang dipercaya memiliki kandungan alkohol.
"Kami prediksi komet ini memiliki cairan alkohol hampir akurat. Bahkan, kami menduga bahwa ketika Lovejoy melesat, komet ini mampu mengeluarkan cairan alkohol yang setara dengan 500 botol anggur di setiap detiknya ketika mencapai puncak aktivitas," terang Nicolas Biver, Kepala Peneliti Paris Observatory, sebagaimana tim Tekno Liputan6.com kutip dari BGR, Kamis (29/10/2015).
Komet Lovejoy ditemukan pertama kali pada 2014 oleh seorang astronom amatir asal Australia bernama Terry Lovejoy. Secara ilmiah, komet ini memiliki warna hijau karena emisi karbon diatomik (C2) yang dimilikinya.
Baca Juga
Dijelaskan secara rinci, komet ini memiliki 21 molekul organik di dalam gas, seperti etil alkohol, glikoadehida, bahkan kandungan gula sederhana. Komet ini pun menjadi yang pertama memiliki kandungan etil alkohol dan gula murni.
Selain itu, kandungan yang terdapat di Lovejoy memperkuat hipotesis yang mengatakan bahwa komet tersebut bisa menjadi salah satu pembawa molekul organik penting yang mendukung awal mula kehidupan Bumi.
Di sisi lain, Stefanie Milam selaku peneliti dari Goddard Space Flight Center NASA juga mengatakan bahwa penelitian terbaru menemukan bahwa komet tersebut bisa membawa materi kimia yang kompleks.
"Pada 3,8 miliar tahun lalu, begitu banyak komet dan asteroid yang menabrak bumi. Setelah itu, lautan pertama tercipta. Namun, kehidupan di bumi tidak mungkin bisa ada hanya dengan molekul sederhana seperti air, karbon monoksida, dan nitrogen. Kami justru menemukan molekul-molekul dengan beberapa atom karbon, seperti gula dan bahan organik kompleks lainnya," tuturnya.
(jek/cas)
Advertisement