Liputan6.com, Jakarta - Para peneliti telah menemukan malware Android berupa adware jenis baru yang ditemukan di ribuan aplikasi--dikabarkan mencapai 20 ribu aplikasi. Adware tersebut menyamar sebagai aplikasi populer seperti Facebook, Snapchat, Twitter, dan banyak lagi.
Lebih parahnya, menurut informasi yang dihimpun dari ZDNet, Sabtu (7/11/2015), adware ini hampir tidak mungkin untuk dihapus, sehingga memaksa pengguna untuk mengganti perangkat mereka sepenuhnya.
Lookout Security, sebuah perusahaan keamanan mobile, menemukan apa yang disebut "trojanized adware". Temuan itu menunjukkan bagaimana adware tersebut membantu para penjahat dunia maya menghasilkan uang.
Baca Juga
Dengan cara memanfaatkan aplikasi sah di Google Play Store, penjahat dunia maya akan 'mengemas' dan 'membumbui' aplikasi-aplikasi tersebut dengan adware, dan menyediakannya ke toko aplikasi pihak ketiga. Dalam banyak kasus, aplikasi-aplikasi itu masih berfungsi utuh dan tidak memperingatkan pemilik perangkat.
Adware ini menyerang dengan cukup sederhana. Pengguna memasang sebuah aplikasi dari toko pihak ketiga. Kemudian, aplikasi itu mendapatkan akses utuh atas sistem smarpthone, sama seperti tindakan root.
Tentu ini menandakan masih adanya celah keamanan di Android, yang membuka lebih banyak cara bagi para peretas untuk meluncurkan serangan mereka. Selanjutnya, aplikasi akan menampilkan iklan yang menghasilkan uang bagi si penyerang.
"Karena adware ini melakukan root terhadap perangkat dan memungkinkan dirinya terpasang sebagai aplikasi sistem, maka hampir mustahil untuk menghapusnya. Biasanya, korban pun terpaksa mengganti perangkat mereka," tulis Lookout Security dalam sebuah posting di blog.
Kabar baiknya, Lookout Security mengatakan, tidak ada indikasi bahwa pengguna yang memasang aplikasi langsung dari Google Play Store turut terkena dampaknya.
(why/isk)
Advertisement