Liputan6.com, Jakarta - Penetrasi layanan 2G di Indonesia masih terbilang tinggi, bahkan penetrasi 3G saja masih kurang dari 40 persen. Dengan adopsi teknologi baru, yakni 4G, operator perlu bekerja keras mendorong layanan 4G.
XL sendiri yang sebagian besar pelanggannya adalah pengguna laganan 2G berkeinginan agar pelanggan 2G langsung 'loncat' ke 4G. Artinya, pelanggannya tak perlu repot untuk migrasi ke 3G dulu.
"Waktu 3G diperkenalkan, perkembangannya tak sesuai perkiraan. Sementara, 4G malah melampaui perkiraan. Buktinya, di jaringan kami sudah tercatat 3 juta pengguna 4G," kata Dian Siswarini, CEO sekaligus Presiden Direktur XL, Selasa (17/11/2015).
Kendati demikian, edukasi layanan 4G kepada pelanggan dinilai tak semudah edukasi 3G. Jika edukasi layanan 3G hanya tinggal memasarkan kartu SIM, edukasi 4G justru harus dilakukan di retail outlet (RO) atau galeri operator, dengan paket bundling ponsel dan kartu.
"Ekosistem handset 4G belum setinggi 3G, tetapi saya harap handset 4G makin terjangkau sehingga penetrasi meningkat. Saya perkirakan 2022 layanan 2G bakal mati. Nanti pada saat itu, kita bisa langsung pindahkan pelanggan 2G ke 4G," tuturnya.
XL sebelumnya sudah menggelar program ganti kartu SIM gratis untuk 1 juta pelanggan. Tingginya animo masyarakat mendorong XL untuk meng-upgrade hingga 10 juta kartu, demi mendongkrak penetrasi 4G.
(cas/isk)
Layanan 2G Diprediksi Mati di 2022
Penetrasi layanan 2G di Indonesia masih terbilang tinggi, bahkan penetrasi 3G saja masih kurang dari 40 persen.
Advertisement