Liputan6.com, Jakarta - Indosat telah memperkenalkan identitas terbarunya dengan berganti nama menjadi `Indosat Ooredoo` (baca: uridu), serta merombak logonya tampak lebih vibrant dan segar. Pengenalan identitas terbarunya itu pun digelar di acara Indonesia Digital Nation yang diadakan di Kantor Pusat Indosat, Jakarta, hari ini, Kamis (19/11/2015).
Dengan hadirnya Indosat Ooredoo, yang menjadi pertanyaan adalah apakah ketiga merek produk Indosat: Mentari, Matrix dan IM3 akan tetap diteruskan?
Ketika ditemui tim Tekno Liputan6.com, Presiden Direktur dan CEO Indosat, Alexander Rusli, mengatakan bahwa ketiga produk tersebut akan tetap ada. Meski ia mengungkapkan ada niat ingin mengurangi satu atau lebih dari ketiga merek tersebut.
"Kami justru ingin mengurangi. Bukan berarti Indosat Ooredoo hadir, merek makin diperbanyak. Karena sebetulnya, selain biaya untuk marketing lebih tinggi, bagi publik kehadiran merek-merek tersebut justru semakin jadi lebih kompleks,”
Dilanjutkan Alex, hal yang dimaksud kompleks ini tidak hanya disebabkan oleh hadirnya ketiga merek tersebut, namun juga disebabkan adanya sub-offering dari masing-masing merek.
"Dari hasil studi kami, para pelanggan sudah mulai kesal dengan offering yang sifatnya kompleks. Yang mereka tidak pernah tahu yang terbaik seperti apa, tarifnya gimana kalau pagi atau malam, atau ada bill shock. Jadi kami menilai itu cukup menganggu customer experience orang,” tuturnya.
Ketika ditanyakan apakah Indosat Ooredoo ingin menggabungkan ketiga merek tersebut, Alex menjawab bahwa saat ini dari hasil studi yang dilakukan, Indosat Ooredoo tidak berniat untuk menyatukan ketiganya.
"Masing-masing merek sudah punya pelanggan setia. Tetapi maunya saya sih jadi satu. Kenyataannya ya tidak bisa karena masing-masing merek menyasar segmennya," lanjutnya.
Dengan kata lain, untuk saat ini ketiga merek tersebut akan tetap berjalan dibawah naungan Indosat Ooredoo. Alex pun mengungkap bahwa dalam waktu dua belas bulan ke depan, di setiap dua minggunya Indosat akan memperkenalkan layanan-layanan baru. "Seperti apa jenis layanannya, tunggu saja," tukas Alex.
Ooredoo sendiri merupakan perusahaan telekomunikasi berbasis di Qatar yang saat ini memegang saham Indosat secara mayoritas. Ooredoo sebelumnya mengakuisisi Indosat pada 2002 lalu saat pemerintah melepas 41,9 persen saham ke Ooredoo.
Saat ini, pemerintah Indonesia diketahui hanya memiliki 14,29 persen saham Indosat, sedangkan Ooredoo mengantongi 65 persen. Sisanya dimiliki oleh publik.
(jek/cas)
Advertisement