Sukses

4 Mitos 'Menakutkan' Seputar Teknologi Chip Implan

Berikut kami berikan 4 mitos seputar teknologi chip implan yang belum diketahui banyak orang

Liputan6.com, Jakarta - Ketika membicarakan teknologi yang masih asing, seperti chip implan atau RFID, tidak dapat dilepaskan dari beberapa mitos yang menyelimutinya.

Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah informasi yang memang masih belum memadai terkait teknologi itu. Terlebih jika teknologi itu diselumuti mitos yang kurang baik. Untuk itu, berikut kami berikan beberapa mitos yang ada di sekitar teknologi chip implan atau RFID beserta informasi yang memadai, seperti dikutip dari laman Make Use Of, Minggu (29/11/2015)

Teknologi Ini Akan Gantikan Barcode atau QR Code

Tidak sedikit orang berpikir bahwa teknologi ini akan gantikan barcode ataupun qr code. Terlebih RFID hadir dengan teknologi yang lebih terpadu. Namun, nyatanya hal itu belum tentu benar sepenuhnya.

Hal ini dikarenakan teknologi RFID lebih mahal ketimbang teknologi barcode. Sebagai perbandingan teknologi barcode memiliki harga US$ 0,01 atau sekitar Rp 137. Sementara teknologi RFID berharga US$ 0.20 atau sekitar Rp 2 ribu sampai US$ 2 atau Rp 27 ribu tergantung kebutuhan.

Hal inilah yang jadi alasan beberapa pihak menilai bahwa teknologi RIFD tidak akan menggantikan teknologi barcode atau qr code di masa depan. 

2 dari 3 halaman

Selanjutnya

Data di RFID Dapat Dengan Mudah Dicuri

Banyak pihak yang menyangsikan keamanan dari penggunaan RFID, terutama yang berkaitan dengan informasi pribadi. Namun, nyatanya mencuri data dari RFID tidak semudah yang dipikirkan.

Sebab, untuk melakukan hal tersebut seseorang harus berada cukup dekat dengan pengguna agar dapat melakukannya. Ketika jarak terlalu jauh maka informasi dari RFID tidak dapat dicuri. Selain itu, seorang pencuri data harus berada dalam posisi berhadapan. Sebab, dibutuhkan jarak dan posisi yang tepat untuk dapat mencuri data dari chip seseorang.

Dan terakhir, tidak semua chip RFID dibuat sama. Hal ini dikarenakan setiap pengembang memiliki variasi berbeda dalam pengembangan chip tersebut, salah satunya adalah frekuensi. Sementara di sisi lain, seorang hacker yang ingin membajak data hanya mampu melakukannya di salah satu frekuensi saja.

3 dari 3 halaman

Selanjutnya

Jadi Cara Negara Untuk Melacak Warganya

Salah satu hal yang ditakutkan oleh banyak orang adalah teknologi chip implan disebut jadi salah satu cara negara untuk melacak warganya. Namun, nyatanya hal tersebut tidak semudah yang dipikirkan. Sebab, lebih cepat memastikan seseorang dengan identifikasi langsung.

Namun, jika hal itu benar-benar terjadi maka jawabannya cukup mudah, yaitu menggunakan kertas timah. Dengan kertas timah, pengguna dapat dengan mudah melepaskan chip pelacak atau pun melapisinya. Jadi, chip implan tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya.

Chip Implan Bahayakan Privasi Pengguna

Privasi pengguna memang disebut jadi salah satu masalah yang ditakuti banyak orang tentang chip implan. Namun, nyatanya chip implan hanya mampu menyimpan sedikit informasi pengguna. Jadi tidak semua informasi pengguna mampu disimpan di teknologi tersebut. 

Dan, jika masalah privasi yang ditakutkan pengguna cukupmenggunakan RFID-blocking wallet untuk mencegah chip pengguna dipindai diam-diam. Sama seperti sebelumnya, pengguna juga dapat menggunakan kertas timah untuk mencegah data-datanya dicuri pihak lain. 

(dam/isk)

Video Terkini