Sukses

Meriahkan Konferensi COP21 di Paris, Twitter Bikin Emoji Khusus

Twitter menambahkan beberapa emoji baru, yang mencakup Menara Eiffel yang tertanam dalam daun hijau hingga planet bumi berbentuk hati.

Liputan6.com, Jakarta - Twitter baru saja memperkenalkan beberapa emoji baru yang diaktifkan oleh tanda tagar (#), sehubungan dengan digelarnya Konferensi COP21 mengenai perubahan iklim di Paris.

Menyadari dampak konferensi tersebut akan banyak diperbincangkan di platform besutannya, Twitter menambahkan beberapa emoji baru, yang mencakup Menara Eiffel yang tertanam dalam daun hijau (logo resmi KTT), sebuah ikon Menara Eiffel biasa, dan planet bumi berbentuk hati.

Semua emoji itu, menurut informasi Mashable sebagaimana dikutip dari Digital Trends, Selasa (1/12/2015), bisa diaktifkan dengan mengetikkan tagar #COP21, #GOCOP21, #ActionDay, dan #ClimateChange.

Konferensi COP21 yang berlangsung dua pekan ini dihadiri oleh lebih dari 150 pemimpin dunia, antara lain Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Presiden Prancis Francois Hollande, dan Presiden China Xi Jinping. Tak ketinggalan, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pun ikut ambil bagian.

PBB mengklaim ada lebih dari 400.000 kicauan mengenai pembicaraan COP21 dan menariknya, Perdana Menteri India Narendra Modi, yang memiliki 16,3 juta pengikut Twitter, merupakan peserta online yang paling berpengaruh.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Terkait emoji baru ini, Twitter Government pun berkicau.

 

Tujuan utama dari KTT ini termasuk perjanjian utama antara negara-negara dunia untuk membatasi pemanasan global menjadi 35,6 derajat Fahrenheit (2 derajat Celcius). Penawaran keuangan mengenai penyaluran dana infrastruktur dari negara maju ke negara berkembang juga dijadwalkan akan dibahas.

Para ilmuwan dan aktivis telah memperingatkan 40.000 diplomat yang hadir bahwa ini mungkin kesempatan terakhir untuk membatasi target pemanasan global di atas tingkat praindustri. Artinya, peringatan ini memastikan bahwa dunia ke depannya tidak rentan terhadap kondisi cuaca ekstrem dan kekurangan pangan di masa depan.

(Why/Cas)

Video Terkini