Liputan6.com, Jakarta - Berbagai data, menobatkan Indonesia sebagai negara dengan penetrasi tinggi dalam hal penggunaan internet. Terang saja, sebab jumlah penduduk Indonesia mencapai sekitar 250 juta.
Data dari Millward Brown, yang disampaikan pada acara media briefing bersama Opera Max di Jakarta, Selasa kemarin menyebutkan, orang Indonesia rata-rata menonton video selama 4 jam sehari.
Kemudian Opera Mediaworks dan Mobile Marketing Association (MMA) juga menuturkan, pengguna perangkat mobile di Indonesia lebih sering mengakses situs media sosial dengan persentase yang mencapai 38 persen.
Lalu, General Manager UCWeb Indonesia, Jonathan Zhong memaparkan bahwa sebanyak 20 persen pengguna UC Browser Indonesia menghabiskan waktu lebih dari 5 jam per hari untuk mengakses internet. Untuk konsumsi data, menurut laporan internal UC Browser, kebanyakan pengguna mengonsumsi data di atas 500MB.
Berkenaan dengan internet di Indonesia, kabar baiknya, saat ini Indonesia tengah bergerak maju ke arah yang lebih baik. Ya, sebagai salah satu pemangku kepentingan di sini, sejumlah operator telekomunikasi secara resmi memperkenalkan dan mengomersialkan teknologi telekomunikasi 4G, yang disebut-sebut jauh lebih baik dari 3G.
Tentu hal ini juga tidak akan terealisasi tanpa peran pemerintah. Akan tetapi, bagaimanakah sebetulnya internet di Indonesia? Untuk menjawabnya, tim Tekno Liputan6.com merujuk pada laporan dari International Telecommunication Union (ITU) yang baru saja dirilis.
Peringkat Internet Indonesia
ITU merupakan badan khusus bentukan Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Tiga area (sektor) utama yang menjadi fokus perhatian dari ITU adalah radiokomunikasi, standardisasi, dan pengembangan.
Dalam laporannya, ITU mengungkap ICT Development Index (IDI, Indeks Pembangunan TIK) yang didasarkan pada beberapa aspek, yaitu kecepatan internet (bandwidth, yang diukur dalam bit per detik), volume langganan internet tetap per 100 orang, persentase rumah tangga dengan komputer, serta persentase rumah tangga dengan internet, yang memberikan skor dalam skala 10 kepada negara yang bersangkutan.
Baca Juga
Di kawasan Asia Pasifik, Indonesia menempati posisi ke 18 dari total 32 negara. Sementara secara global, Indonesia bertengger di peringkat ke 108, dari 167 negara yang dilibatkan. Artinya, sejak 2010 lalu, Indonesia hanya naik satu peringkat, yang pada saat itu duduk di tempat ke 109.
Adapun skor yang dikantongi Indonesia adalah 3.94 dari skala 10. Skor tersebut, mengalami peningkatan dari tahun 2010 yang hanya sebesar 3.11.
Dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya, Indonesia masih berada di bawah Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Filipina, dan Vietnam. Sementara jika head to head dengan Kamboja dan Myanmar, Indonesia masih dua kali jauh lebih unggul lantaran kedua negara tersebut hanya mampu mengumpulkan skor masing-masing sebesar 2.74 dan 2.27.
Advertisement
Mengapa Cuma Naik 1 Peringkat?
Besar kemungkinan, salah satu alasan mengapa internet Indonesia cuma naik satu peringkat adalah migrasi teknologi 3G ke 4G di Indonesia tidak masuk ke dalam hitungan di laporan ITU.
Sebab, mayoritas operator telekomunikasi Indonesia baru mengomersialisasikan teknologi 4G kepada para penggunanya di 2015, sedangkan ITU hanya mengumpulkan dan mengolah data hingga 2014.
Maka, tentu kita semua sangat berharap ketika kelak ITU merilis kembali peringkat IDI ke depannya, jumlah pengguna Indonesia yang sudah menikmati layanan 4G, termasuk ketersediaan perangkatnya, sudah jauh lebih banyak dari sekarang. Dengan demikian, kuat dugaan, peringkat IDI Indonesia pun akan mengalami peningkatan.
Kemudian, jika ditinjau dari segi penetrasi smartphone, penggunaan smartphone di Indonesia pada 2015 sebetulnya sudah mencapai angka 43 persen. Hal ini diungkap langsung lewat survei Google berdasarkan rekapitulasi data dari salah satu fitur tool Google, Consumer Barometer, yang bekerja sama dengan TNS Global Market Research.
Penting diketahui, angka tersebut jauh lebih tinggi dari penetrasi smartphone di 2014 yang hanya sebesar 28 persen. Seperti disebutkan sebelumnya, sayangnya pada 2015 ini tidak termasuk ke dalam rentang waktu pengumpulan dan pengolahan data dari laporan ITU.
Sekali lagi, mudah-mudahan internet di Indonesia makin maju dan lebih baik lagi.
(Why/Isk)
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6