Liputan6.com, Jakarta - Google baru-baru ini memantapkan diri sebagai salah satu perusahaan ramah lingkungan. Perusahaan baru saja mengganti sumber energi pusat datanya di Alabama, Amerika Serikat, dengan energi terbarukan.
Langkah itu disebut sebagai awal bagi Google untuk menggunakan energi terbarukan di 14 pusat data mililknya. Untuk mendukung hal itu, Google telah membeli 842 megawatt energi terbarukan dari tiga wilayah berbeda.
Mengutip informasi dari laman Wired, Minggu (6/12/2015), Google telah membeli energi dari pembangkit listrik tenaga surya milik Duke Energi di North Carolina, Amerika Serikat. Selain itu, ada juga energi bertenaga listrik di Vasternorrland County, Swedia. Dan terakhir, adalah pembangkit listrik tenaga surya di Chili.
Baca Juga
Lewat kerja sama ini berarti 37 persen sumber energi untuk pusat data Google berasal dari energi terbarukan. Rencananya, masing-masing kerja sama dapat diperpanjang sampai 10 hingga 20 tahun ke depan.
Di sisi lain, Google diketahui juga telah menginvestasikan sekitar US$ 2,5 miliar pada perusahaan dan proyek-proyek yang ingin menghasilkan lebih banyak energi dari sumber daya terbarukan, seperti angin, panas bumi, dan tenaga surya.
Sekadar informasi, Google bukanlah perusahaan pertama yang mengggunakan sumber energi terbarukan untuk menopang kegiatannya. Salah satu perusahaan yang telah melakukan hal tersebut adalah Apple.
Perusahaan yang kini dipimpin Tim Cook tersebut dikabarkan sudah memiliki kantor, pusat data, dan toko yang sudah didukung sumber energi terbarukan.Â
Sebelumnya, Apple juga diketahui telah memperbarui pabrik rekanannya di Tiongkok. Perubahan itu dilakukan untuk mengurangi emisi gas karbon yang dihasilkan oleh pabrik tersebut.
(Dam/Isk)
Advertisement