Liputan6.com, Bandung - Selain daya gempur dan daya tangkal, satu hal lagi yang memainkan peran penting dalam sistem pertahanan negara: daya dukung.
Daya dukung di sini bisa berarti banyak hal, antara lain ketersediaan perangkat lunak dan keras yang dapat dipasang di alat utama sistem senjata (alutsista) milik Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Melihat hal ini sebagai peluang dan sejalan dengan keinginan untuk mendedikasikan diri bagi negara, PT Hariff Daya Tunggal Engineering menawarkan solusi dan inovasinya.
Didirikan oleh sekelompok pria jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB), pada tahun 2012 PT Hariff menciptakan Battlefield Management System (BMS). BMS ini merupakan bagian kecil dari Jaringan Aman Mandiri (JAM) yang dikembangkan oleh PT Hariff.
Secara sederhana, JAM adalah jaringan berbasis protokol dan enkripsi khusus yang dinamis dengan pengamanan perangkat keras, perangkat lunak, maupun jaringan demi mewujudkan kedaulatan informasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
JAM besutan PT Hariff ini bekerja dalam tiga prinsip, yaitu seminimal mungkin berinteraksi dengan jaringan publik, semaksimal mungkin menggunakan perangkat lunak dan perangkat keras dalam negeri, serta tersedianya opsi bagi pengguna untuk menerapkan enkripsinya sendiri.
Prinsip kerja yang pertama membuat JAM terbebas dari kejahatan jaringan dan kualitasnya lebih terkontrol. Sementara yang kedua, memungkinkan dukungan yang berkesinambungan dan bebas dari backdoor atau virus. Kemudian yang ketiga, kerahasiaannya terjaga dan pengamanannya pun bersifat dinamis.
Baca Juga
Lalu, JAM diklaim sangat aman dan potensi terjadinya kebocoran informasi -- akibat penyadapan misalnya -- sangat minim.
"Jika ditanya, sistem atau jaringan mana yang paling aman di dunia, sebetulnya tidak ada. Potensi penyadapan itu tetap ada. Tapi ketika sebuah informasi dikirim melalui JAM, seandainya di tengah-tengah ketahuan sama pihak lain, informasi itu tak akan bisa dipahami begitu saja," terang Budi Permana, Presiden Direktur PT Hariff, Senin (7/12/2015), dijumpai Tekno Liputan6.com di Bandung.
Selanjutnya
Isu keamanan data dan kedaulatan informasi, yang secara langsung berdampak pada kedaulatan negara, masih menjadi isu serius bagi NKRI. Terlebih lagi, jika perangkat telekomunikasi yang digunakan berasal dari pihak luar.
Maka dari itu, kehadiran JAM, yang notabene dirancang dan dibangun sendiri, menjadi titik terang untuk Indonesia agar secara bertahap dapat terlepas dari ketergantungan pada pihak luar.
Menariknya, ungkap Budi lebih lanjut, JAM ini bisa diaplikasikan di berbagai bidang lainnya. Tidak hanya untuk BMS, JAM dapat diaplikasikan sebagai jaringan komunikasi antarsatuan kerja, jaringan komunikasi pulau terluar, operasi taktis, dan jaringan komunikasi patroli perbatasan.
Terkait solusi dan inovasi PT Hariff, Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, memberikan dukungan penuh.
"Kami mendukung penuh sepenuhnya pengembangan teknologi yang dikembangkan sendiri. Kalau bukan kita yang menggunakan, siapa lagi," ujar alumnus Akademi Militer tahun 1974 tersebut.
(Why/Cas)
Advertisement