Sukses

Ilmuwan Kembangkan Permukaan Jalan 'Pintar'

Ilmuwan Koç University di Turki sedang menggarap material permukaan jalan baru, yang dapat secara efektif menghilangkan lapisan es sendiri.

Liputan6.com, Jakarta - Jika Anda berkendara di tempat-tempat dengan suhu turun di bawah titik beku secara teratur, tentu Anda tahu bahwa permukaan jalan yang membeku sangatlah berbahaya. Dan ini tidak selalu bisa diprediksi dengan mudah dan secara akurat.

Terkait hal tersebut, sekelompok ilmuwan Koç University di Turki sedang menggarap material permukaan jalan baru, yang dapat secara efektif menghilangkan lapisan es sendiri.

Dikutip dari Science Alert, Jumat (25/12/2015), mereka telah mengembangkan material permukaan jalan yang menunda pembentukan es.

Dimulai dengan garam kalium format, para peneliti mencampur polimer stirena-butadiena-stirena dan menambahkan campuran tersebut ke bitumen, yang merupakan komponen utama dari aspal.

Ketika diuji di laboratorium, material tersebut 'secara signifikan' menunda pembentukan es, bila dibandingkan dengan permukaan jalan biasa, dan pada saat yang sama, material tersebut tetap kokoh sebagai aspal yang telah dimodifikasi.

Menurut American Chemical Society, komposit baru itu mampu menaburkan garam yang melepaskan es selama periode dua bulan, tetapi dampaknya bisa bertahan lebih lama bila digunakan di jalan sungguhan.

Dengan komposit polimer garam yang tersebar secara merata melalui aspal, tekanan mobil dan truk pada permukaan jalan akan perlahan-lahan melepaskan campuran tadi dan menjaga supaya permukaan jalan tetap bebas dari es.

Tentu saja, tidak akan hanya pembalap yang akan mendapat manfaat dari 'jalan pintar' ini. Sebab, pemerintah setempat harus mengeluarkan uang dan menggunakan sumber daya lainnya untuk membersihkan jalan selama musim dingin, dan itu tidak hanya sekali, lagi dan lagi, jika kondisi demikian tetap bertahan.

Permukaan jalan 'pintar' ini akan mengurangi kemacetan dan menghemat dana bagi pemerintah setempat.

"Garam dapat dengan mudah dihapus oleh hujan atau mobil dan memerlukan penggunaan yang sering di jalan-jalan," terang tim di penelitian ini.

Selain pertimbangan ekonomi ini, lanjut tim tersebut, material 'pintar' di penelitian ini menyatukan sifat mekanis dari aspal dan memiliki dampak negatif pada organisme hidup dan lingkungan, bila digunakan dalam jumlah besar.

Jika aspal komposit ini dapat dibuat secara komersial dan menghasilkan efek yang sama dalam pengujian di dunia nyata, mengemudi dalam kondisi dingin dengan jalanan bersalju atau membeku mungkin tidak terlalu berbahaya seperti sekarang ini.

(Why/Isk)

Video Terkini