Sukses

Sertifikat ZUK Z1 Palsu, Kominfo Telah Panggil Importirnya

Sertifikat yang tertera pada ZUK Z1 sebenarnya diterbitkan untuk ponsel Xiaomi. Lebih tepatnya, Xiaomi Redmi 1S.

Liputan6.com, Jakarta - Hari ini, Rabu (23/12/2015), tim Pengendalian SDPPI (penyidik PNS) telah memanggil importir ponsel ZUK Z1 untuk dimintai keterangan. Pemanggilan ini berkaitan dengan sertifikat palsu smartphone tersebut.

Hal ini disampaikan langsung oleh M Budi Setiawan, Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika. 

"Berdasarkan laporan masyarakat, kami sudah cek bahwa sertifikat itu bukan untuk ZUK Z1. Masyarakat juga bisa mengecek sendiri ke website SDPPI," ungkap pria yang akrab disapa Iwan ini, dalam pesan singkat kepada tim Tekno Liputan6.com. 

Sebelumnya, pengamat teknologi Herry SW melaporkan kejanggalan sertifikasi ponsel ZUK Z1 ini, usai membeli ponsel itu dari sebuah situs belanja online.

Ia menemukan bahwa sertifikat yang tertera pada ponsel tersebut diterbitkan pada 2014 lalu. Padahal, di situs ZUK, jelas disebutkan jika merek itu lahir pada 28 Mei 2015. ZUK Z1 saja baru diperkenalkan pada Agustus 2015.

Nomor sertifikat 36012 itu kemudian ia masukkan ke situs Ditjen SDPPI. Hasilnya cukup mengagetkan karena sertifikat tersebut sebenarnya diterbitkan untuk ponsel Xiaomi. Lebih tepatnya, Xiaomi Redmi 1S.

Iwan melanjutkan bahwa pihak SDPPI malah baru menerima proses sertifikasinya beberapa hari lalu, atau tepatnya pada 18 Desember 2015. 

"Kenapa kebobolan, saya tidak tahu. Yang jelas, kami SDPPI Kominfo sedang menerima proses sertifikasinya beberapa hari lalu. Lho kok di pasar (online) sudah beredar?" tandasnya.

"Kominfo selalu berkoordinasi dengan Kementerian terkait, yakni Perdagangan dan Perindustrian. Terutama yang berkaitan dengan smartphone 4G," tambah Iwan.

(Cas/Isk) Â