Sukses

Startup Airbnb Jadi Ancaman Nyata bagi Bisnis Hotel di AS

Di kota-kota besar AS, Startup Airbnb tampak 'mengganggu' bisnis hotel dan menjadi ancaman nyata.

Liputan6.com, Jakarta - Secara keseluruhan, 2015 merupakan tahun yang baik bagi industri hotel di Amerika Serikat. Untuk bulan November, menurut STR Global, sebuah perusahaan riset industri hotel, yang dikutip dari Quartz, Rabu (30/12/2015), hotel di AS mengalami peningkatan pada tiga kunci metrik: hunian kamar, tarif rata-rata harian, dan pendapatan per kamar yang tersedia.

Tapi di kota-kota besar AS, Airbnb tampak 'mengganggu' bisnis hotel. Pemesanan Airbnb di AS secara tidak proporsional terkonsentrasi di pasar metropolitan atas, menurut laporan dari Bank of America Merrill Lynch awal bulan ini.

Sementara 10 market account teratas hanya 13 persen dari pemesanan di hotel tradisional, pasar tersebut membuat hingga 40 persen dari pemesanan yang setara bagi Airbnb.

Distribusi ini penting karena Airbnb berarti juga masuk ke wilayah hotel secara signifikan lebih banyak di kota-kota tersebut. Di AS, Airbnb hanya mewakili sekitar 1-2 persen dari permintaan hotel. Tapi di beberapa kota-kota teratas, Bank of America memperkirakan bahwa Airbnb memosisikan dirinya lebih dekat dengan 5-7 persen dari permintaan hotel.

Hal yang sama berlaku pada sisi suplai. Secara nasional, seluruh rumah dan apartemen yang termasuk ke dalam listing Airbnb ini diperkirakan membuat 2-4 persen dari keseluruhan suplai kamar hotel. Tapi di pasar terbesar AS, listing Airbnb sama menyumbang sekitar 8-15 persen dari pasokan hotel.

Salah satu kota di mana industri hotel telah sangat lantang menyuarakan 'kekhawatiran' atas Airbnb adalah New York. Pada bulan Oktober, Asosiasi Hotel dari New York City merilis sebuah laporan dari HVS global Hospitality Services yang menempatkan pangsa Airbnb untuk permintaan lokal di hampir 8 persen, dan pangsa pendapatan sebesar 4,6 persen. Angka itu berarti kerugian langsung untuk industri hotel dari US$ 451 juta dari September 2014 sampai Agustus 2015.

"Tidak ada satu pengusaha hotel di New York City yang tidak akan memberi tahu Anda bahwa ini adalah masalah nyata bagi bisnis mereka," terang Shaun Kelley, analis riset senior untuk game, penginapan, dan rekreasi di Bank of America Merrill Lynch baru-baru ini di New York City.

Di Indonesia sendiri, layanan Airbnb sudah tersedia antara lain di kota Bandung, Yogyakarta, Malang, Bali, dan Jakarta.

(Why/Isk)