Sukses

Kisah di Balik Kamera Saku Light L16 dengan Resolusi 52 MP

Berawal dari ide sederhana, Light L16 siap jadi pembuat tren baru di bisnis kamera saku

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu lalu, sebuah startup bernama Light sempat mengejutkan pengguna dan pasar kamera dunia dengan memperkenalkan kamera saku khusus beresolusi 52 MP.

Melalui produk yang mengusung nama L16, Light menawarkan sebuah cara baru dalam dunia fotografi. Sebuah kamera sederhana dibalut kemampuan fotografi layaknya DSLR. Keunggulan inilah yang disebut-sebut menjadi nilai tambah kamera ini.

Untuk mendapatkan resolusi sebesar 52 MP, Light menggabungkan beberapa hasil tangkapan foto dari 16 modul kamera smartphone sekaligus yang masing-masing memiliki panjang berbeda.

Terdapat lima lensa berukuran 35 mm, lima lensa berukuran 70 mm, dan enam lensa berukuran 150 mm. Dengan total 16 lensa, kamera ini juga mampu merekam video berkualitas 4K.

Namun, bagaimanakah kemampuan kamera ini? Terlebih kamera ini nyatanya masih berupa purwarupa (prototipe) dan didesain secara agak berbeda. Mengutip informasi dari laman Financial Times, Selasa (5/1/2015), Light L16 ternyata dibekali kemampuan luar biasa.

L16 mampu menampilkan hasil tangkapan gambar yang sangat bagus. Bahkan, sebagai analogi, L16 digambarkan sebagai sebuah smart car, namun bisa melakukan berbagai hal yang dilakukan oleh Range Rover.

Tak hanya itu, L16 disandingkan dengan kamera film 35 mm pertama, Leica 1, yang dirilis pada 1925 lalu. Kemampuan portabilitas Leica memungkinkan fotografer untuk terbebas dari kebutuhan akan asisten. Dan 90 tahun kemudian, Light bisa melakukan hal tersebut dengan kamera berukuran ponsel.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Sebagai sebuah kamera, L16 jelas dibangun dari teknologi dan proses yang tidak mudah. Tampilan L16 bahkan sering dianggap sebagai sesuatu yang berasal dari 'dunia lain'. Namun, nyatanya L16 hadir dari sebuah gagasan sederhana tentang kamera berkualitas bagus dengan ukuran kompak.

Adalah Rajiv Laroia, seorang insinyur, yang berencana terjun ke dunia fotografi. Untuk mewujudkan rencananya, ia menghabiskan US$ 15 ribu untuk membeli perlengkapan kamera Canon. Namun kemudian, ia merasa harga itu terlalu mahal.

Lalu di saat yang sama, ia merasa bahwa kamera ponsel juga telah berkembang menjadi lebih baik. Jadi, dia memilih menggunakan kamera ponsel dalam perjalanan. Akan tetapi, ketika menggunakan smartphone, ia merasa bahwa lensa kamera terkadang dibuat dari plastik murah.

"Untuk itu, saya mulai berandai-andai apa bisa menggunakan unit-unit kecil yang murah untuk membuat sebuah kamera saku dengan kemampuan DSLR," ujar Laroia. Dan L16 ini adalah hasil pengembangan dari gagasan Laroia tersebut.

Namun, pertanyaan yang kemudian muncul adalah apakah L16 bisa bersaing dengan perusahaan kamera lain? Sebab, L16 dibanderol dengan harga yang tergolong mahal, yakni US$ 1,699 atau sekitar Rp 23 juta.

Kendati dibanderol dengan harga tinggi, Dave Grannan, CEO Light, tetap optimisitis bahwa L16 akan berhasil. Ia merasa bahwa teknologi kamera seperti ini yang nantinya akan dikembangkan di masa depan, bukan lagi kamera DSLR dan lensa-lensanya yang berharga lebih mahal.

(Dam/Why)