Sukses

NASA Bidik 100 Planet Asing Demi 'Berburu' Alien

Planet asing yang dimaksud adalah jenis 'exoplanet' yang mana bisa menjadi tambahan referensi planet yang belum pernah ditemui di Tata Surya

Liputan6.com, California - Kehidupan ekstraterestrial memang masih menjadi perdebatan menarik bagi banyak orang. Pasalnya, belum ada satu pun yang bisa membenarkan apakah betul umat manusia merupakan satu-satunya makluk hidup yang tinggal di alam semesta ini?

Bahkan, komunitas peminat ilmu ekstraterestrial (atau lebih kerap disebut stargazers) meyakini bahwa terdapat sebuah kehidupan di luar angkasa sana, entah itu alien atau sejenisnya, yang kini masih menjadi tanda tanya besar.

The National Aeronautics and Space Administration (NASA) juga tak mau tinggal diam. Melihat hal itu, sekelompok tim ilmuwan Badan Antariksa Amerika Serikat tersebut mengambil langkah pasti dengan 'menghidupkan' kembali spacecraft (pesawat antariksa) mereka, Kepler, demi menjalankan misi mencari 100 planet asing di luar angkasa.

Misi pencarian 100 planet asing tersebut, diungkap tim ilmuwan NASA, merupakan salah satu rencana mereka demi mencari secercah tanda kehidupan ekstraterestrial di ruang hampa udara tersebut.

Planet asing yang dimaksud adalah jenis 'exoplanet' yang mana bisa menjadi tambahan referensi planet yang belum pernah ditemui di Tata Surya.

"Kepler dirancang untuk mencari kehidupan nan jauh di luar sana. Pesawat tersebut kelak akan menjadi saksi di mana masih banyak terdapat planet yang belum bisa dieksplor di Tata Surya," tutur salah satu tim ilmuwan NASA yang tidak disebutkan namanya, sebagaimana dilansir Mirror, Jumat (8/1/2016).

Intergalactic: An artist's impression of Nasa's planet-finding Kepler space telescope

Dijelaskan secara rinci, untuk mencari exoplanet, Kepler memiliki sensor dan teleskop yang memungkinkan dirinya bisa melihat cahaya yang berpendar di kegelapan guna menunjukkan tanda adanya sebuah planet.

Teleskop Kepler sempat tak berfungsi untuk fokus secara jelas sejak Mei 2013. Saat itu, NASA tidak lagi menggunakan pesawat tersebut.

Seiring waktu berjalan, mereka berhasil menggunakan teknologi radiasi solar untuk bisa menstabilisasi Kepler agar bisa berfungsi seperti sedia kala.

(Jek/Isk)