Liputan6.com, Jakarta - Berawal hanya ingin coba registrasi dalam program tes beta game baru MOBA milik Epic Games yang berjudul Paragon, gamer yang bernama Muhammad Zakir Khan malah ditolak oleh sistem website Paragon.
Dari penjelasan yang muncul saat registrasi, ternyata nama panjang yang dia gunakan masuk dalam daftar khusus milik pemerintahan Amerika Serikat.
Maksudnya di sini adalah nama panjang yang Khan gunakan untuk registrasi termasuk dalam daftar hitam yang memuat nama-nama berpotensi untuk melakukan tindakan kejahatan yang berbahaya dan mengancam seperti terorisme.
Baca Juga
Baca Juga
Khan sendiri yang merupakan warga resmi Amerika Serikat cukup kaget melihat kalau nama yang dia gunakan diblokir. "Saya pikir saya sedang di-hack, namun saat saya coba registrasi lagi pesan yang sama tetap muncul." ucap Khan yang Tekno Liputan6.com lansir dari Kotaku.com.
Advertisement
@EpicGames My name is Khan and I am not a terrorist. #Islamophobia pic.twitter.com/wKVAWZxFZx
— Zakir Khan (@Muzzakh) January 10, 2016
Karena merasa adanya diskriminasi dan kesal, Khan langsung mention Epic Games via Twitter dengan mengatakan "Nama Saya Khan, saya bukan seorang teroris. #Islamophobia". Khan sendiri sempat mengatakan kalau hal ini tidak pernah terjadi pada dirinya saat melakukan registrasi pada Blizzard, Steam, dan Origin.
Tidak lama setelah kicauannya diunggah, Tim Sweeney selaku co-founder dari Epic Games langsung meminta maaf. Tim mengatakan kalau hal yang terjadi pada Khan bukan dari kesengajaan.
Â
@Muzzakh @imraansiddiqi Understood and sorry. This is bad filtering code. It checks a Federal export restriction list based solely on name!
— Tim Sweeney (@TimSweeneyEpic) January 10, 2016
Hal tersebut terjadi karena berhubungan dengan kebijakan larangan pemerintah Amerika Serikat. Mendapat keluhan seperti ini, Tim dan pihak Epic Games pun langsung mengatasi masalah yang terjadi.
(Yus/Cas)