Liputan6.com, Jakarta - Selain peristiwa ledakan yang terjadi di kawasan Thamrin, Jakarta, Kamis (14/1/2016), masyarakat juga dibuat geger oleh rumor yang mengabarkan adanya ledakan di titik lain, termasuk Palmerah dan Kuningan. Kontan, kabar tersebut langsung menjalar bebas di linimasa.
Setelah dikonfirmasi, rupanya rumor tersebut tidak benar alias hoax. Seperti diketahui, peristiwa mencekam tersebut hanya terjadi di Thamrin, yakni sekitar Sarinah dan gedung Cakrawala.
Lantas, mengapa kabar hoax itu bisa tersebar begitu cepat, sehingga meresahkan banyak orang?
GDILab, sebuah perusahaan analisis lokal, berhasil menyingkap temuan terbaru soal asal-usul tersebarnya kabar hoax bom Palmerah dan Kuningan tersebut.
Baca Juga
Berdasarkan informasi yang dilansir langsung dari laman blog GDILab, mereka mencari pemicu kabar burung itu via Twitter dengan query (kata kunci) 'bom Jakarta'.
Hasilnya, ditemukan beberapa akun yang memulai menyebarkan berita itu. Dari infografis yang diperlihatkan, terdapat 9.197 kicauan yang membahas soal peristiwa bom Sarinah serta Palmerah dan Kuningan.
Di data tersebut, terdapat tiga kategori posting-an yang membahas peristiwa bom di masing-masing wilayah, mulai dari Sarinah, Palmerah hingga Kuningan. Untuk wilayah Palmerah dan Kuningan, terdapat dua posting yang masing-masing menyebarkan isu ledakan di kedua wilayah tersebut.
Dari keempat cuitan itu, hanya ada satu cuitan yang memiliki sentimen positif (bisa dilihat dengan tanda + warna biru), yang mana memberikan informasi untuk berhati-hati karena Jakarta masih diteror bom, hanya saja si pemilik akun mengimbau wilayah Sudirman, Kuningan, dan Palmerah agar tidak keluar rumah karena keadaan masih belum kondusif.
Cuitan dari pengguna Twitter lainnya diklaim menggunaan template kalimat yang cenderung sama. Namun, karena isi cuitan tersebut memunculkan rasa takut, panik, dan intimidasi, banyak orang mengira bahwa lokasi Palmerah dan Kuningan juga mendapat ancaman bom.
Sejauh ini, infografis tersebut mengungkapkan bahwa peristiwa tersebut telah mendapatkan exposure (sorotan) di media sosial sebanyak 114.539.074 kali.
Sementara pembahasan peristiwa ledakan paling banyak berasal di Sarinah dengan jangkauan 95 persen. Untuk kabar hoax bom Palmerah hanya dibahas 3 persen, dan Kuningan dibahas 1 persen saja.
Advertisement
(Jek/Isk)**