Liputan6.com, Jakarta - Terselip di salah satu sudut stan Audi di North American International Auto Show di Detroit belum lama ini, duduk sepotong kecil perangkat penelitian astronomi: sebuah moon rover berukuran mungil.
Mengusung nama Audi Lunar Quattro, moon rover beroda empat tersebut merupakan karya dari satu tim Jerman bernama Part Time Scientists (PTS). Mereka menciptakan mesin ini ketika mereka masuk ke dalam daftar Google Lunar XPrize.
Kompetisi besutan Google ini menantang tim swasta untuk membangun, meluncurkan, dan mendaratkan sebuah rover di Bulan, dan kemudian melintasi 500 meter permukaan bulan, sambil memotret sejumlah foto sebagai bukti.
Dengan mengantongi dukungan resmi dari Audi, ketua tim Robert Böhme mengatakan bahwa PTS melakukan terobosan untuk peluncuran produknya yang ditunggu-tunggu pada 2017 mendatang. Secara bangga ia memamerkan karyanya di tengah keriuhan gelaran mobil tersebut.
Audi, secara khusus, membantu tim ini mengembangkan setup berkonsep all-wheel-drive. Setup ini berfungsi layaknya kopling ketika moon rover tersebut melaju di permukaan Bulan.
Baca Juga
Sekadar untuk diketahui, teknologi cetak 3 dimensi yang diterapkan dalam pembuatan sejumlah komponen rover ini memungkinkan para insinyur untuk menghindari penggunaan bahan aluminium dan titanium dalam membangun rover tersebut.
Tujuannya, untuk mengurangi bobot rover tersebut, namun dengan tetap mempertahankan konfigurasi yang mereka inginkan.
"Ini jauh lebih ringan dari versi pertama kami, dan kami dapat merancang dan membentuk dengan cara apa pun yang kami inginkan," jelas Böhme.
Tujuan PTS bukan hanya untuk memenangkan XPrize, tetapi juga untuk benar-benar mempelajari permukaan Bulan, dengan rencana ke arah eksplorasi dan penggalian mineral untuk pembangunan jalan dan struktur masa depan.
Bahkan, mereka berencana 'singgah' di Lunar Roving Vehicle (LRV) di lokasi Apollo 18 mendarat, yang jaraknya kurang dari 2 mil dari lokasi pendaratan yang diproyeksikan PTS. Di sana, mereka akan dapat mempelajari bagaimana material-material telah menua setelah lebih dari 40 tahun lamanya. Demikian dikutip dari Popular Science, Minggu (17/1/2016).
(Why/Isk)