Liputan6.com, Jakarta - Teknologi perangkat lunak text-to-speech saat ini memang dapat dikatakan telah berkembang sangat pesat untuk membantu penyandang tunanetra dalam menggunakan tablet atau komputer. Namun, perangkat lunak text-to-speech masih memiliki kelemahan dibandingkan huruf braille dalam menampilkan informasi mengenai gambar berpola.
Untuk itu, peneliti dari University of Michigan tengah mengembangkan sebuah tablet braille dengan harga terjangkau yang dapat membantu penyandang tunanetra memahami gambar berpola. Dan untuk diketahui, tablet braille yang ada saat ini merupakan produk yang mahal, tidak ringkas, dan berat.
Mengutip informasi dari laman Wired, Senin (18/1/2016), tablet ini akan menggunakan material yang berbeda dengan tablet braille pada umumnya.
Jika tablet saat ini menggunakan pin plastik yang digerakkan mesin, tablet braille ini menggunakan cairan atau udara untuk mengisi gelembung yang akan menciptakan pola braille. Nantinya, gelembung tersebut dapat diraba pengguna untuk membaca isi informasi.Â
Baca Juga
Cara ini diklaim dapat menghemat penggunaan ruangan dari tablet itu sendiri, sehingga ukuran tablet dapat dibuat tidak terlalu besar. Tak hanya itu, informasi yang ditampilkan pun disebut lebih kompleks daripada perangkat tradisional.
"Penyandang tunanetra hanya memiliki akses ke satu baris teks dalam perangkat digital saat ini," jelas Alexander Russomanno, peneliti dalam proyek ini.
Lebih lanjut, ia menjelaskan jika hanya ditampilkan dalam satu baris teks, tulisan akan makin sulit dibaca, apalagi jika berbentuk informasi grafis atau informasi spasial. Karenanya, para peneliti mengembangkan tablet ini.
Di samping itu, teknologi ini sekaligus ingin membuka akses bagi penyandang tunanetra untuk memahami bidang matematika dan sains yang memang sangat terbatas. Jadi, nantinya penyandang tunanetra dapat melihat informasi grafis dari sebuah statistik, misalnya performa tim sepakbola favoritnya.
(Dam/Why)
Advertisement