Liputan6.com, Jakarta - Netflix baru saja merilis pendapatannya untuk kuartal keempat 2015 pada Selasa (19/1/2016) kemarin. Rilis itu mengungkapkan rekor pelanggan baru yang mencapai 5,59 juta orang (sejak Oktober), US$ 0,10 pendapatan per lembar saham, dan US$ 1,67 juta pendapatan.
Sebelumnya analis memperkirakan Netflix akan mencatatkan US$ 0,02 pendapatan per saham dan US$ 183 juta pendapatan.
Dalam sebuah surat kepada pemegang saham, sebagaimana dikutip dari Venture Beat, Rabu (20/1/2016), Netflix mengatakan bahwa pihaknya saat ini memiliki lebih dari 75 juta pelanggan. Angka tersebut berhasil ditembus perusahaan per 1 Januari 2016 setelah mengakhiri tahun 2015 dengan 74,76 juta pelanggan.
Tetapi angka ini sebetulnya sudah kurang relevan lagi, mengingat Netflix telah melakukan ekspansi besar-besaran ke 130 negara dua pekan lalu. Karena itu, angka paling aktual baru dapat diketahui di kuartal berikutnya, jika ekspansi agresif ini bekerja seperti yang direncanakan.
Baca Juga
Di Amerika Serikat, Netflix mengantongi 1,56 juta pelanggan. Angka ini menurun dari pelanggan pada tahun sebelumnya yang mencapai 1,9 juta.
"Penetrasi tinggi kami di Amerika Serikat tampaknya akan membuat penambahan bersih lebih sulit daripada di masa lalu," tulis perusahaan dalam surat kepada pemegang saham.
Netflix, masih menurut laporan tersebut, berharap dapat menambah 6 juta lebih pelanggan di kuartal saat ini. Dan jika Anda bertanya-tanya kapan Netflix akan masuk ke Tiongkok, perusahaan sendiri tidak benar-benar yakin akan hal tersebut.
"Kami mungkin dapat mengawali tahun ini sehingga memberikan layanan kami ke 'seluruh dunia pada akhir 2016' atau mungkin memakan waktu lebih lama," tulis Netflix dalam surat itu.
Lebih lanjut, Netflix mengatakan akan membuat konten orisinal dengan total durasi 600 jam di tahun ini, yang naik dari durasi 450 jam pada tahun lalu. Judul konten yang akan datang ini termasuk Fuller House dan Marseille.
(Why/Cas)