Sukses

Kapasitas Memori Otak Manusia Ternyata Setara 1 Juta GB

Kapasitas memori sebesar itu disebut-sebut setara dengan internet saat ini.

Liputan6.com, Jakarta - Kapasitas memori otak manusia memang dikenal cukup besar untuk menampung beberapa informasi sekaligus. Namun, sebuah hasil penelitian terbaru tampaknya dapat mengubah pandangan itu. Sebab, dari penelitian tersebut diketahui ternyata kapasitas memori otak manusia 10 kali lebih besar dari yang pernah dipikirkan sebelumnya.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Salk Institute ini menemukan bahwa otak manusia ternyata memiliki kapasitas memori setidaknya 1 petabyte atau setara dengan 10 juta gigabyte. Jumlah itu diperkirakan setara dengan internet saat ini.

"Ini adalah sebuah kabar yang mengejutkan di bidang neurosains," ujar Terry Sejnowski, salah seorang peneliti dari Salk Intitute, seperti dikutip dari laman Tech Times, Rabu (27/1/2016).

Lebih lanjut dijelaskan bahwa untuk sampai pada kesimpulan ini para peneliti terlebih dulu melakukan penelitian pada hippocamus --pusat memori-- dari otak seekor tikus untuk mengetahui kapasitas memori dari sinapsisnya.

Sinapsis sendiri merupakan bagian penting dari otak untuk mengirimkan sinyal ke neuron. Menurut para peneliti, semakin besar sebuah sinapsis maka tingkat keberhasilan mengirimkan sinyal ke neuron juga akan semakin sukses.

Dan, dari penelitian ini ternyata diketahui bahwa sinapsis dapat memiliki ukuran yang berbeda dan dapat bertambah setidaknya 8 persen. Dari informasi itu, dimungkinkan ada sekitar 26 kategori ukuran sinapsis. Jumlah ini jelas lebih banyak dari yang diperkirakan sebelumnya.

Jumlah kategori sinapsis yang tak terduga itu kemudian membawa pada kesimpulan bahwa potensi kapasitas memori otak manusia ternyata lebih hebat dari yang diketahui sebelumnya. Bahkan, Sejnowski menuturkan akibat dari penemuan ini lebih jauh dari yang pernah dipikirkan sebelumnya.

Tak hanya membuka informasi baru terkait otak manusia, penemuan ini juga diharapkan dapat membantu pengembangan di bidang lain. Para peneliti menyarankan temuan ini nantinya dapat menjadi acuan untuk membuat komputer dengan desain yang lebih efisien dan lebih tepat, dengan menggunakan prinsip dari jaringan saraf dan proses belajar.

(Dam/Why)