Sukses

Telkom: Pemblokiran Netflix Bukan Kepentingan Bisnis

Jika dilihat dari segi teknologi, pasar, dan behaviour dalam menikmati konten yang ditawarkannya, USeetv dan Netflix tidaklah sama.

Liputan6.com, Jakarta - Seperti yang kita kita ketahui, masuknya Netflix ke Indonesia memunculkan pro dan kontra. Layanan video streaming asal Amerika Serikat ini, dipastikan belum mengantongi izin dari pemerintah untuk beroperasi di Indonesia.

Karenanya, wajar saja jika operator penyedia jasa internet di bawah naungan Telkom Group, memutuskan untuk melakukan pemblokiran terhadap Netflix.

Sehubungan dengan pemblokiran ini, sebagian pihak menganggap Telkom Group merasa terancam dengan kehadiran Netflix. Sebab, Telkom sendiri diketahui memiliki layanan serupa Netflix yaitu USeetv. Namun benarkah Netflix akan dapat menggerus pasar milik USeetv?

Demi mendapatkan informasi yang valid, kami pun mengonfirmasi langsung hal ini kepada Jemy V. Confido, VP Consumer Marketing & Sales PT Telekomunikasi Indonesia, Selasa (2/2/2016).

"Yang pertama, keputusan ini tidak ada hubungannya dengan kepentingan bisnis. Telkom tidak merasa khawatir atau tersaingi dengan keberadaan Netflix, khususnya USeetv. Kami tidak merasa terancam dengan keberadaan Netflix karena teknologinya berbeda, pasarnya berbeda," ujar Jemy kepada Tekno Liputan6.com di Graha Merah Putih, Jakarta.

Secara teknologi, lanjut Jemy, USeetv menggunakan linear channel IPTV, sedangkan Netflix menggunakan OTT (Over-the-top). Kemudian secara pasar, ia menerangkan bahwa USeetv cenderung lebih menyasar pasar keluarga, sehingga yang menonton itu orang tua dan anak-anak, sementara Netflix lebih menyasar kalangan profesional dan personal.

Bukan hanya itu, pria yang mengantongi gelar Master dari Tufts University tersebut menuturkan bahwa cara menonton USeetv dan Netflix tidaklah sama. "Cara menontonnya juga berbeda. Kalau USeetv mungkin di jam-jam pada saat sebelum tidur, kalau Netflix mungkin banyak orang nonton pada saat orang lain tidur," ujar Jemy.

Dengan demikian, tampak jelas bahwa USeetv dan Netflix tidak sama, jika dilihat dari segi teknologi, pasar, dan behaviour dalam menikmati konten yang ditawarkannya.

"Jadi, USeetv dalam hal ini bukan merupakan pesaing bagi Netflix, sehingga Telkom tidak khawatir Netflix akan menggerus pasar USeetv. Sekali lagi, tidak ada kekhawatiran bisnis," tegas Jemy.

Selain itu, menyoal keberadaan Netflix yang masih belum sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia, ia berujar bahwa keberadaan Netflix yang tanpa izin operasi di Indonesia, akan menyulitkan Telkom dalam hal koordinasi.

"Telkom hanya ingin comply (memenuhi) aturan karena kalau Netflix beroperasi tanpa ada izin operasi, tanpa lisensi, tanpa membuka representasi perwakilan, sulit bagi Telkom untuk berkoordinasi dengan Netflix," lanjutnya.

Umpamanya, ketika ada pelanggan yang mengeluh--karena layanan dari Netflix ini terkendala misalnya--pada saat Telkom akan meminta bantuan Netflix, untuk memperbaiki layanannya, secara teknis menjadi sulit. Belum lagi secara regulasi.

Ketika Netflix sudah memenuhi peraturan dan mengantongi izin operasi, ia mengatakan bahwa Telkom akan menyambut baik dan siap untuk berkolaborasi.

"Kalau sudah comply, kita bicara berkolaborasi, lalu baru kita bicara apa value added yang bisa diberikan Netflix kepada pelanggan Telkom, apa value added yang bisa Telkom berikan kepada Netflix untuk melayani pelanggan Telkom," tegas Jemy.

(Why/Isk)