Liputan6.com, Jakarta - Pengguna internet yang mencari hal-hal berbau ektrimisme pada mesin pencari Google, akan diarahkan untuk melihat iklan anti-radikalisme di bawah program yang dicari.
Inisiatif tersebut bertujuan untuk melawan kelompok-kelompok radikalisme, seperti Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang menebarkan pengaruhnya lewat dunia maya.
Skema ini disebutkan oleh Senior Manager for Public Policy and Communication Google Anthony House yang muncul bersama rekan-rekannya di Twitter dan Facebook. Mereka sepakat membentuk komite untuk melawan gerakan ekstrimisme di dunia maya.
"Kami harus menghilangkan hal buruk, namun sangat penting bagi pengguna untuk mendapatkan informasi yang baik. Dengan demikian, ketika orang merasa terisolasi dan mengakses internet, mereka menemukan komunitas yang memberikan harapan, bukan yang membahayakan," ungkap House seperti yang tim Tekno Liputan6.com kutip dari The Guardian, Jumat (5/2/2016).
Baca Juga
Baca Juga
House juga menyebutkan, berkaitan dengan inisiatif melawan radikalisasi ini, Google menjalankan dua pilot program.
"Pertama adalah memastikan video kontra radikalime lebih mudah ditemukan pada YouTube. Sedangkan yang kedua, memastikan saat ada orang yang mencari hal-hal yang berpotensi merusak pada mesin pencari kami, mereka akan menemukan iklan yang bertolak belakang dengan konten yang dicarinya," ujarnya.
Meski Google menampilkan iklan bertolak belakang dengan paham radikalisme, Google tidak mengganti hasil pencarian penggunanya.
Google menyebutkan, upaya tersebut merujuk pada sebuah skema pilot yang memungkinkan organisasi non pemerintah menyajikan iklan yang melawan radikalisme.
Raksasa mesin pencari tersebut menggunakan program Google AdWords untuk menampilkan iklan secara cuma-cuma jika ada pengguna yang mencari hal-hal berkaitan dengan ISIS.
Sebelumnya, baik Google, Facebook, maupun Twitter diminta untuk memerangi penggunaan media sosial oleh kelompok-kelompok militan seperti ISIS untuk tujuan propaganda dan proses rekrutmen.
(Tin/Isk)
Advertisement