Sukses

Dibeli Microsoft, Pendiri SwiftKey Cuma Dapat Sepeda

Pendiri SwiftKey menyesali keputusannya keluar dari perusahaan setelah startup tersebut diakuisisi Microsoft seharga Rp 3,4 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pegawai negeri bernama Chris Hill-Scott menyesal telah menukarkan sahamnya atas aplikasi keyboard SwiftKey dengan sebuah sepeda di 2008.

Bagaimana tidak, beberapa tahun setelah keluar dari SwiftKey, aplikasi tersebut justru dibeli oleh Microsoft dengan harga US$ 250 juta atau setara dengan Rp 3,4 triliun.

Padahal, jika saat ini pria berusia 29 tahun tersebut masih memiliki saham di SwiftKey, ia berpeluang mendapatkan bagiannya senilai US$ 25 juta atau sekitar Rp 379 miliar.

Penyesalannya itu ia ungkapkan melalui akun Twitter-nya @quis pada Rabu lalu. Pria asal Buckingshamshire, Inggris itu menyebut keputusannya delapan tahun lalu untuk melepaskan SwiftKey sebagai kesalahan terbesar yang pernah dilakukannya. Selanjutnya, Hill-Scott diketahui langsung mengunci akun Twitter tersebut.

Berdasarkan informasi yang dikutip tim Tekno Liputan6.com dari laman The Guardian, Sabtu (6/2/2016), Chris Hill-Scott mendirikan perusahaan startup yang kini dibeli oleh Microsoft tersebut bersama dengan koleganya dari Chambridge, yakni Jon Reynolds (30) dan Ben Medlock (26) pada 2008.

Hill-Scott kemudian ditunjuk menjadi direktur perusahaan induk SwiftKey, TouchType Ltd pada 13 Agustus. Berdasarkan keterangan dari juru bicara SwiftKey, Hill-Scott kemudian mengundurkan diri pada 24 Oktober 2008.

Alasan meninggalkan SwiftKey karena tidak tahan dengan jam kerja yang panjang serta penghasilannya yang tidak seberapa.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Alasan Hill-Scott Tinggalkan SwiftKey

Juru bicara SwiftKey menyebutkan bahwa Hill-Scott meninggalkan perusahaan tersebut scara baik-baik.

"Ketika SwiftKey didirikan, ada tiga anggota. Hill-Scott merupakan teman sekolah Reynolds dan Medlock adalah teman dari kampusnya di Chambridge. Dua bulan setelah mendirikan perusahaan tersebut, Hill-Scott memutuskan untuk berhenti. Sementara Reynolds dan Medlock membeli sahamnya," kata juru bicara tersebut.

Setelah mengundurkan diri dari SwiftKey, Hill-Scott memulai karir di bidang desain dan fotografi serta menjadi kontributor untuk beberapa majalah mengenai sepeda.

Ia juga memotret penunggang sepeda untuk beberapa iklan. Pada 2014, Hill-Scott bergabung dengan Government Digital Service, sebuah lembaga pemerintah yang bertanggung jawab mengenai penggunaan teknologi di lingkungan pemerintah Inggris.

Waktu berjalan, tanpa kehadiran Hill-Scott, Reynolds dan Medlock memulai kesuksesannya dengan meluncurkan versi pertama aplikasi SwiftKey pada ponsel Android yang mendukung penggunaan tujuh bahasa pada Juli 2010.

Kemudian, perusahaan juga meluncurkan pembaruan, menandatangani perjanjian lisensi dengan perusahaan lain, termasuk dengan Samsung untuk mendukung penggunaan aplikasi tersebut pada perangkat Galaxy.

SwiftKey juga makin berkembang dengan mempekerjakan 160 staf serta memiliki kantor di Southwark San Francisco serta di Seoul Korea Selatan. Selain itu, SwiftKey juga digunakan oleh 300 juta pengguna di seluruh dunia seiring dengan penggunaannya pada perangkat Android, BlackBerry, Windows Phone, dan iOS Apple.
SwiftKey Symbols. Kredit: SwiftKey
SwiftKey sendiri menggunakan kecerdasan buatan untuk memprediksi ketikan penggunanya. Aplikasi itu juga disebut-sebut merupakan salah satu aplikasi keyboard terbaik di dunia. Bahkan, baru-baru ini SwiftKey sedang dibangun ke dalam sistem komunikasi untuk Stephen Hawking.

Selain itu, SwiftKey juga mendapatkan pendanaan dari perusahaan terkenal sebelum dibeli oleh raksasa perangkat lunak, Microsoft.

Akuisisi tersebut merupakan salah satu akuisisi yang menguntungkan dalam dunia teknologi Inggris, beberapa tahun terakhir--mengikuti jejak startup DeepMind yang bergerak di bidang kecerdasan buatan.

Perusahaan tersebut dibeli oleh Google pada Januari 2014 seharga US$ 446 juta atau setara dengan Rp 6 triliun. Pembelian SwiftKey oleh Microsoft terhitung dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan pembelian Swype--aplikasi keyboard rival SwiftKey--sebesar US$ 102 juta atau sekitar Rp 1,5 triliun pada 2011. 

(Tin/Isk)