Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini beredar sejumlah spekulasi mengenai masa depan pembuat browser legendaris Opera. Rabu (10/2/2016) kemarin spekulasi ini terjawab sudah.
Perusahaan yang bermarkas pusat di Norwegia itu dipastikan telah diakuisisi konsorsium perusahaan teknologi asal Tiongkok, Kunlun dan Qihoo 360, serta didukung oleh dana investasi Gold Brick dan Yonglian.
Akuisisi tersebut, menurut informasi yang kami himpun dari Tech Crunch, Kamis (11/2/2016), senilai US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 16 triliun. Sehubungan dengan hal ini, Tekno Liputan6.com menghubungi langsung Opera Mediaworks perwakilan Indonesia. Opera Mediaworks mengonfirmasi kebenaran kabar akuisisi ini.
Baca Juga
Dalam keterangan resmi yang Tekno Liputan6.com terima, Sverre Munck, selaku Ketua Dewan, mengatakan, "Dewan kami telah melakukan pemeriksaan yang saksama terhadap persyaratan dan ketentuan dari penawaran ini dan telah bersepakat dalam memberikan rekomendasi. Kami berterima kasih terhadap tim manajemen untuk apa yang telah mereka kerjakan atas nama pemegang saham, karyawan dan stakeholders Opera lainnya."
Kemudian, Lars Boilesen, CEO Opera, menuturkan, "Ada pemikiran strategis yang kuat di balik akuisisi Opera oleh konsorsium. Kami percaya bahwa konsorsium, dengan berbagai keahlian dan posisi pasar yang kuat di pasar negara berkembang, akan menjadi pemilik yang kuat dari Opera."
Kepemilikan konsorsium ini, menurut Boilesen, akan memperkuat posisi Opera untuk melayani pengguna dan mitranya dengan inovasi yang lebih besar, dan untuk mempercepat rencana ekspansi dan pertumbuhan Opera.
Adapun atas nama konsorsium, Yahui Zhou, Chairman dan CEO Kunlun, berujar, "Opera adalah sebuah perusahaan internet mobile yang memiliki reputasi sangat besar dan memiliki dampak global. Di bawah tim manajemen yang sangat baik, Opera telah membuat prestasi luar biasa dalam beberapa tahun terakhir di bidang mobile browser dan mobile advertising."
Melalui penggabungan Opera dengan Kunlun, Qihoo, dan Golden Brick, konsorsium ini akan memperkuat posisi kepemimpinan kami di ruang internet internasional.
"Kami senang dengan mitra dari Tiongkok kami yang baru. Kami akan menjadi bagian dari sebuah ekosistem di kawasan yang berkembang sangat pesat. Brand dan karyawan Opera adalah inti dari kesepakatan ini dan per hari ini tidak ada rencana untuk perubahan di dalam organisasi“ terang Karin Greve-Isdahl, VP of Communication, Opera Software.Â
(Why/Isk)