Sukses

Demi Garap Pasar Tiongkok, Uber 'Bakar' US$ 1 Miliar Setahun

Dalam sebuah wawancara, CEO Uber Travis Kalanick mengatakan, perusahaannya telah menghabiskan lebih dari US$ 1 miliar setahun di Tiongkok.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan mana yang tak tergiur oleh pasar Tiongkok, termasuk Uber. Salah satu startup paling bernilai di dunia tersebut telah menghabiskan dana dalam jumlah sangat besar demi meraup pasar di sana.

Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, CEO Uber Travis Kalanick mengatakan, perusahaannya 'membakar' lebih dari US$ 1 miliar setahun di negeri berjuluk Tirai Bambu itu.

"Kami sudah profitabel (meraup keuntungan) di Amerika Serikat, tapi kami kehilangan lebih dari US$ 1 miliar setahun di Tiongkok," ujar Kalanick di Vancouver, Kanada, menurut Betakit yang dikutip dari Quartz, Rabu (17/2/2016).

Ia menambahkan, "Kami memiliki kompetitor sengit yang belum profitabel di setiap kota di mana mereka berada, tapi mereka memiliki pangsa pasar di sana."

Kompetitor sengit yang dimaksud Kalanick adalah Didi Kuaidi, yang menduduki peringkat pertama di Tiongkok.

Perang pendanaan antara Uber dan Didi Kuaidi telah meningkat selama beberapa bulan terakhir. Valuasi Didi Kuaidi setelah mengantongi US$ 3 miliar pada September lalu telah mencapai US$ 16,5 miliar.

Sementara unit Uber di Tiongkok menutup pendanaan seri B sekitar sebulan lalu, namun jumlah dan valuasinya tidak diungkapkan.

"Saya berharap tidak demikian. Saya lebih suka membangun daripada menggalang dana," ujar Kalanick melanjutkan. "Tapi jika saya tidak turut serta dalam penggalangan dana ini, saya akan kalah oleh orang lain yang membeli pangsa pasar," tegasnya.

(Why/Cas)