Liputan6.com, Jakarta - Samsung Pay tampak mulai unjuk gigi dengan baik. Dikutip dari Engadget, Senin (22/2/2016), perusahaan yang berbasis di Korea Selatan ini melaporkan, Samsung Pay mengantongi 5 juta pengguna dalam enam bulan pertama sejak peluncurannya. Rinciannya, Samsung Pay telah menangani transaksi lebih dari senilai US$ 500 juta.
Terdapat sebuah tingkat adopsi yang kuat utamanya di Korea Selatan dan Amerika Serikat. Dilihat dari skala global, angka ini bukanlah angka yang besar, namun Samsung tengah bersiap dengan ekspansinya untuk layanan tersebut di tahun ini yang meliputi Kanada, bersama kedatangannya di negara-negara lainnya, yaitu Australia, Brazil, Tiongkok, Singapura, Spanyol, dan Inggris.
Dari sini, diperkirakan masa depan Samsung Pay tampak cerah, meskipun angka yang telah terungkap masih menyisakan beberapa pertanyaan yang belum terjawab, yakni apakah Samsung dapat menjaga momentum ini atau tidak.
Berbeda dengan peluncuran di Korea Selatan, Samsung belum membeberkan berapa banyak jumlah pengguna aktif Samsung Pay.
Sementara angka US$ 500 juta menunjukkan beberapa kepentingan yang berkelanjutan, belum jelas berapa banyak orang yang telah mendaftar untuk Samsung Pay, mencobanya sekali, dan tidak menggunakan layanan ini lagi. 'Ujian' sesungguhnya bagi layanan ini akan tiba, ketika Samsung merilis statistik lebih lanjut.
Sederhananya, jika nilai pembelian terus naik seiring dengan jumlah pengguna baru, kita akan mengetahui raksasa teknologi ini tengah menyiapkan sesuatu. Selain itu juga ada pertanyaan mengenai seberapa baik Samsung Pay dibandingkan layanan pembayaran lainnya, Apple Pay misalnya.
Apple belum membocorkan angka resmi akhir-akhir ini, tapi pada saat peluncuran Apple Pay di Tiongkok, Apple mengklaim pemilik iPhone di sana menghubungkan 38 juta kartu ke Apple Pay.
(Why/Ysl)