Liputan6.com, Jakarta - Jika Anda bertanya-tanya kapan teknologi 4G LTE tercetus, maka pria inilah yang turut andil mengembangkan teknologi koneksi super cepat tersebut.
Ya, pria bernama Khoirul Anwar ini merupakan salah satu orang yang mengembangkan teknologi 4G LTE dari disertasi yang berjudul "Peak Power Reduction for Multicarrier Systems in Satellite and Radio Communications".
Khoirul pernah mengenyam pendidikan Teknik Elektro di Institut Teknologi Bandung (ITB) dari 1996 hingga 2000 dan lulus dengan pujian (cum laude).
Setelah lulus, ia bekerja di PT Astra Graphia Information Teknologi sebagai konsultan SAP pada 2000-2002.
Baca Juga
Kemudian, Khoirul melanjutkan studi master Teknologi Informasi di Negeri Sakura, tepatnya di Nara Insitute of Science and Technology (NAIST) pada 2005.
Tak lama berselang, setelah mengambil gelar master, Khoirul langsung melanjutkan studi S3 di tempat yang sama pada 2005-2008.
Pada 2008, tepatnya dari bulan April hingga Agustus, Khoirul meneruskan karirnya sebagai asisten profesor laboratorium komunikasi Prof. Minoru Okada di NAIST.
Selanjutnya, pada September 2008 hingga sekarang, ia menjabat sebagai asisten profesor di Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST) untuk laboratorium teori Informasi dan Coding.
Untuk diketahui, disertasi milik Khoirul telah menjadi basis Single Carrier Frequency Division Multiple Access (SC-FDMA) untuk teknologi 4G LTE yang mampu mereduksi peak power. Demikian seperti dikutip dari laman Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST), Selasa (8/3/2016).
Paten ini dapat digunakan untuk teknologi komunikasi yang transmisinya menggunakan dua FFT/IFFT. Selain itu, penelitian Khoirul juga banyak berkutat pada teori informasi jaringan, pengodean kerusakan, pengodean berulang, pengodean untuk jaringan superpadat, dan konferensi di area komunikasi nirkabel.
Atas beberapa tulisan tersebut, Khoirul berhasil mendapatkan penghargaan Best Student Paper Award dari TheIEEE Radio dan Wireless Symposium 2006 (RWS'06) California-USA, BestPaper of Indonesian Student Association Conference Kyoto-Jepang 2007, serta penghargaan Achmad Bakrie Award (PAB) 2014.
Khoirul sendiri lahir di Kediri, Jawa Timur dari pasangan Siti Patmi dan Sudjiarto. Ia lulus dari SMA Negeri 2 Kediri dan melanjutkan pendidikan di jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1996.
(Jek/Isk)
Advertisement