Liputan6.com, Jakarta - Andy Grove, pegawai pertama yang direkrut oleh perusahaan perangkat lunak, Intel, meninggal dunia pada usia 79 tahun.
Seperti dikutip dari laman The Verge, Selasa (22/3/2016), Grove pernah melarikan diri dari Nazi dan penindasan Uni Soviet untuk menjadi salah satu pemimpin bisnis paling kuat di industri teknologi global.
Grove meninggal dunia pada Senin waktu setempat. Namun sayangnya hingga kini penyebab kematiannya belum diungkapkan. Meski begitu, pada riwayat kesehatan Grove tercatat bahwa ia lama menderita penyakit Parkinson.
Disebutkan, Grove merupakan orang pertama yang dipekerjakan oleh Intel ketika perusahaan otak komputer itu didirikan pada 1968 oleh mantan pegawai perusahaan Fairchild Semiconductor.Â
Baca Juga
Sejak saat itu ia bergabung sebagai Director Engineering Intel. Kemudian, kariernya terus menanjak hingga akhirnya pada 1979 Grove menjadi Presiden Intel. Selanjutnya di 1987, ia menjadi Chief Executive Officer (CEO) Intel.
Sayang, lantaran menderita kanker prostat, pria yang lahir pada 2 September 1936 itu berhenti dari jabatannya sebagai CEO. Ia pun tetap setia pada Intel dan menjabat ketua dewan direksi hingga 2004.
Advertisement
Selama kepemimpinannya, Intel pun sukses mentransformasikan diri dari perusahaan pembuat cip memori menjadi produsen semikonduktor terbesar di dunia.
Saat itu, pendapatan Intel meningkat dari US$ 1,9 miliar (Rp 25 triliun) menjadi US$ 26 miliar atau sekitar Rp 342 triliun.
Pemikir paling cerdas di Silicon Valley
Pemikir paling cerdas di Silicon Valley
Transformasi tersebut menjadikan Grove punya reputasi yang baik sebagai salah satu pemikir paling cerdas di Silicon Valley dan membuat Intel menjadi perusahaan yang terus tumbuh dan mengubah bisnis intinya.
Bahkan, karena kepandaiannya Grove menjadi idola banyak orang. Salah satunya adalah mantan CEO Apple Steve Jobs.
Pada 1997, Jobs sempat menemui Grove untuk bertanya apakah ia mau beralih ke Apple. Berdasarkan buku biografi Steve Jobs, saat itu Grove pun menjawab bahwa dirinya tidak akan berpindah ke perusahaan yang bermarkas di Cupertino tersebut.
The Verge menyebut selama Grove menjabat sebagai CEO, Intel memproduksi cip 386 dan Pentium yang saat ini menjadi sebuah merek tersendiri sekaligus menjadi dasar bagi banyak teknologi komputasi.
"Andy memimpin perusahaan dengan strategi kepemimpinan yang akhirnya dapat memberikan pengaruh pada pemikir perusahaan di seluruh dunia," kata Chairman Intel Andy Bryant dalam sebuah pernyataan resmi.Â
Bryant menambahkan, ia menggabungkan pendekatan analitik seorang ilmuan ditambah kemampuan untuk melibatkan orang lain dalam percakapan yang jujur dan mendalam. Hal ini yang menopang keberhasilan Intel selama periode kepemimpinannya.
Advertisement
Melarikan diri dengan identitas palsu
Melarikan diri dengan identitas palsu
Andy Grove sendiri lahir di András Gróf di Budapest, Hungaria. Saat berusia 8 tahun, Nazi menginvasi Hungaria dan mengirim 500.000 bangsa Yahudi ke kamp konsentrasi.
Dalam memoarnya, Grove menceritakan tentang upayanya melarikan diri dengan identitas palsu bersama ibunya. Ia pun bersembunyi bersama teman-temannya hingga masa pendudukan Nazi di Hungaria berakhir.
Selama Revolusi Hungaria tahun 1956, Grove pun melarikan diri ke Austria dan berpindah ke Amerika.
Setelah mendapatkan gelar sarjana di New York, ia pun pindah ke California ketika memperoleh gelar PHD pada 1963 di Universitas California di Berkeley.
Saat ini, ia meninggalkan seorang istri bernama Eva, dua anak, dan delapan cucu. Sejumlah pesohor seperti Tim Cook, Ben Horowitz, Marc  dan lain-lain pun mengucapkan belasungkawa melalui akun Twitternya.Â
Andy Grove was one of the giants of the technology world. He loved our country and epitomized America at its best. Rest in peace.
— Tim Cook (@tim_cook) March 22, 2016
Shedding a few tears tonight for my hero and the best CEO and teacher I have ever known. Goodbye Andy. I love you. https://t.co/a4BoDq2RH3
— Ben Horowitz (@bhorowitz) March 22, 2016
RIP Andy Grove. The best company builder Silicon Valley has ever seen, and likely will ever see.
— Marc Andreessen (@pmarca) March 22, 2016
(Tin/Isk)