Liputan6.com, Jakarta - Lenovo meluncurkan smartphone terbaru Vibe K4 Note yang telah mendukung penggunaan perangkat virtual reality (VR). Country Lead Mobile Business Group Indonesia Adrie R Suhadi memastikan bahwa smartphone tersebut telah memenuhi aturan pemerintah mengenai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).
"Kalau untuk Vibe K4 Note ini sudah comply dengan aturan TKDN. Kami sudah melakukan perakitan di Indonesia. Tetapi kalau untuk software belum," katanya kepada wartawan usai peluncuran Vibe K4 Note di Sheraton Gandaria, Jakarta, Rabu (23/3/2016).
Namun, ia menyayangkan masih ada smartphone Lenovo yang dijual di toko online yang tidak berasal dari pabrik Lenovo di Indonesia.
Baca Juga
"Beberapa waktu lalu sebelum smartphone ini diluncurkan di Indonesia, kok di toko online sudah ada. Itu tidak resmi," katanya.
Ingin menaati aturan pemerintah soal TKDN, Lenovo pun berhati-hati dalam mengembangkan produk smartphone terbarunya di Indonesia. Karena itu, Lenovo masih menunggu kepastian peraturan pemerintah untuk bisa menjalankan bisnis smartphone Lenovo ke depannya.
"Saya belum bisa menyebutkan device apa yang akan kami luncurkan ke depannya karena kita sedang urus TKDN dan kami menunggu pemerintah (menetapkan aturan, red.)," jelasnya.
Adrie menjelaskan, kelak Lenovo ingin membangun dua brand yang berbeda segmen. Pertama adalah produk Moto yang menyasar segmen premium dan Vibe yang menargetkan segmen low dan middle.
Ia mengatakan, saat ini pihaknya sudah memiliki local manufacture yang dapat mengembangkan smartphone dari seri Vibe. Namun untuk Moto, Lenovo Indonesia masih menunggu aturan pemerintah.
"Kenapa Moto lebih menitikberatkan software lokal? Sebab menyasar konsumen middle ke premium sehingga pembuatannya lebih rumit, jadi secara cost akan lebih mahal," ucapnya.
Maka dari itu, kata Adrie, jika secara volume produksi Moto tidak sebanyak Vibe, akan menghabiskan biaya produksi lebih mahal. "Jadi sayang investasinya. Makanya kami benar-benar akan bergerak jika sudah ada aturan jelas," katanya.
Menurutnya, kini Lenovo memandang bahwa sudah ada pihak yang cocok mengerjakan produk Lenovo di Indonesia.
"Tetapi ada hukum ekonomi. Kalau volume nggak banyak pasti jatuhnya lebih mahal. Kami juga ingin Moto hadir kembali di Indonesia. Namun dengan TKDN artinya butuh waktu lebih lama," jelasnya.
(Tin/Why)